IHSG Diproyeksi 'Kurang Darah' Gara-gara Trump Positif

Sebarkan:
Foto: Detik.com
JAKARTA | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak sideways atau mendatar pada perdagangan saham sepekan ke depan. Perdagangan saham masih dipengaruhi sentimen internasional yakni Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang positif COVID-19.

Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan, IHSG bergerak di kisaran support 4.881-4.754 dan resistance 4.991-5.075.

"IHSG dalam sepekan kami perkirakan cenderung sideways di range yang lebar dengan dengan support di level 4.881 sampai 4.754 dan resistance di level 4.991 sampai 5.075," kata Hans dalam risetnya, Minggu (4/10/2020).

Hans menjelaskan, berita Trump yang positif Corona menimbulkan kekhawatiran pada pelaku pasar. Sebab, hal itu bisa menimbulkan perubahan pada situasi politik di AS. Kondisi tersebut juga menurunkan popularitas Trump dalam hal penanganan pandemi Corona.

"Trump terkena virus COVID-19 berpeluang menurunkan popularitasnya karena dianggap terlalu lemah dalam mengatasi pandemi COVID-19. Hal ini diyakini berpeluang mempengaruhi peluang Trump terpilih kembali di pemilu awal November," jelasnya.

Kondisi pasar juga tidak menentu lantaran adanya peluang sengketa pemilu di mana pemilu akan berlangsung sekitar satu bulan lagi.

"Tinggal 1 bulan menjelang pemilu Amerika Serikat, pasar keuangan menghadapi banyak ketidakpastian. Mulai dari calon Partai Republik dan Presiden Trump terkena virus COVID-19 sampai peluang sengketa pemilu," tambahnya.

Senada, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan, kondisi Trump yang positif Corona menimbulkan kecemasan pada investor. Investor memandang situasi ini akan mempengaruhi kondisi politik dan ekonomi di AS.

Dennies memperkirakan, IHSG akan melemah di awal pekan dengan support 4.880-4.835 dan resistance 4.971-5.017.

"IHSG diprediksi melemah. Secara teknikal pergerakan gagal membentuk formasi double bottom sempurna dan kembali bergerak pada trend konsolidasi. Pergerakan pada awal pekan diperkirakan masih akan minim sentimen pendorong. Dari dalam negeri jumlah kasus COVID-19 secara harian juga masih mencemaskan," paparnya. (Dc)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini