Orang Tua Siswa MAN 2 Lubuk Pakam Keluhkan Kutipan Sekolah

Sebarkan:
Kwitansi kutipan
DELISERDANG | Sejumlah orang tua siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Lubuk Pakam mengeluhkan sejumlah kutipan dari pihak sekolah yang mengatasnamakan komite sekolah.

Pasalnya, saat ini di masa pandemi siswa ditetapkan untuk belajar di rumah. Selain itu, ekonomi masyarakat juga sangat susah.

Berbagai beban ekonomi masyarakat saat ini sangat terpuruk, sementara pihak sekolah MAN 2 Lubuk Pakam meminta para siswa membayar sejumlah biaya, diantaranya uang pembangunan ruang kelas baru sebesar Rp.500.000 per siswa.

Belum lagi uang biaya, baju, buku dan lainnya mencapai Rp.1.941.500, ini adalah contoh sejumlah biaya yang dibebankan pada siswa MAN 2 Lubuk Pakam.

Hal ini tentunya membuat sejumlah orang tua siswa menjerit. Namun tidak ada daya demi anak-anak agar dapat mendulang ilmu di sekolah Pemerintah.

Terkait hal ini, Kepala Sekolah MAN 2 Lubuk Pakam Burhanuddin Harahap saat dikonfirmasi, Selasa (15/9/2020) membenarkan hal ini.

Namun, dia membantah bahwa hal tersebut kebijakan yang dikeluarkan pihak sekolah, melainkan itu adalah ranah komite sekolah.

"Makasih pak infonya. Sebenarnya itu bukan kutipan, tetapi semua itu hasil musyawarah komite dengan orangtua siswa. Jadi, Madrasah tidak ada mengutif pak dan kwitansi itu dari komite untuk membantu Madrasah dan tidak ada unsur paksaan. Kalau tidak mampu dibebaskan oleh Madrasah untuk lebih jelas silahkan ditanya pengurus komite atau boleh ditanyakan langsung ke Madrasah," ujar Burhanuddin.

Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Deliserdang Kompol Muhammad Firdaus selaku pelaksana Tim Cyber Pungli terkait hal ini mengatakan akan segera melakukan tindakan penyelidikan.

"Kami akan tindak lanjuti dan melakukan penyelidikan," tegas Kasat Reskrim.

Sementara itu, Pengurus LSM Strategi Sumut Ahmadi Purba berpendapat bahwa di masa Pandemi Covid-19 saat ini, Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat, bukan malah sebaliknya.

"Jangan malah tambah membebani masyarakat, kalau dilihat dari manfaat dan fungsi komite sekolah ini apa dan bagaimana bisa komite sekolah minta uang iuran pada siswa, atau membuat kelas baru, bagaimana itu ceritanya pada sekolah Pemerintah pula," ucap Ahmadi.

Ahmadi Purba berharap pihak pihak sekolah mengerti dengan kondisi ekonomi masyarakat saat ini.

"Tidak semua orang tua siswa itu mampu memenuhi keinginan pihak sekolah atau komite sekolah. Saya rasa ini tidak hanya terjadi pada MAN 2 Lubuk Pakam tapi saya dengar juga terjadi pada sekolah lainnya seperti SMAN 2 Lubuk Pakam. Mohon tim Cyber Pungli yang ada di Deliserdang menyelidiki hal ini," ungkapnya. (Wan/Sdy)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini