Hari Pertama Penerapan Bagasi Berbayar, Lion Air Dikomplain Penumpang

Sebarkan:

Counter Chek In Bandara Kualanamu
Counter Chek In Bandara Kualanamu

KUALANAMU | Pemberlakuan tarif bagasi berbayar maskapai Lion Air (Grup) dengan ketentuan hanya free bagasi 7 Kg, akhirnya dikomplain penumpang di Bandara Kualanamu International Airport (KNIA) Deliserdang. Bahkan, sampai terjadi keributan dengan penumpang karena menurut mereka terkesan mendadak dan kurang sosialisasi.

Rahmad Syah penumpang Lion Air JT 948 tujuan Kualanamu -Batam mengaku terkejut dengan pembatasan jumlah bagasi free yang dinilai terlalu sedikit.



"Entah bagaimana ini barang barang saya tak bisa dibawa. Karena kalau cuma 7 kilo gram saja itu seperti nya cuma bawa tas kosong dan sepasang baju. Kalau seperti kami pekerja bangunan bagaimana bawa barang segitu? Saya sudah 40 kali naik pesawat dan dari jauh kerja bangunan ke Batam, terkejut juga saya ditagih bagasi kelebihan dari 7 kilo gram Rp40 ribuan sekilo sangat mahal," keluhnya.

Station Manager Lion Air Kualanamu, Noviana yang dikonfirmasi, Selasa (22/1/2019) membenarkan pemberlakukan bagasi berbayar sejak tanggal 22 Januari 2019 hari ini. Penerapan itu berlaku di stasion Lion Air grup di seluruh Indonesia untuk penerbangan domestic yakni Lion Air dan Wings Air. Sedangkan Batik Air tidak berlaku karena full service.

Ia tidak menampik ada komplain dari penumpang dengan penerapan tersebut. Walau jauh hari sebelumnya pihaknya sudah melakukansosialisasi. Namun demikian ke depan pihaknya akan berbenah membuat resume, apa-apa saja yang perlu diperbaiki dari sisi menajemen.

Disoal berapa tarif bagasi, menurutnya sudah tertera di sistem saat memesan tiket. Pokoknya lebih dari 7 Kg sudah dikenakan biaya Rp47 ribu/kg kalau ia bayarnya ketika hendak berangkat dari bandara.

Tetapi ada solusi yang ditawarkan agar lebih murah, dengan pesan bagasi 6 jam sebelum keberangkatan. Misalkan untuk 5 kg sebesar Rp155.000, untuk 10 kg Rp310.000, untuk 15 Kg Rp465.000,- untuk 20 Kg 620.000,- untuk 25 kg 755.000,- serta 30 kg Rp 930.000,-.

“Model seperti ini relative lebih murah dipesan 6 jam sebelum keberanngkatan daripada datang ke Bandara dengan diterapkan Rp 47.000/ kg. terangnya.

Jadi ke depan saya menghimbau kepada penumpang setidaknya mengurangi beban biaya bagasi bila bepergian. Bawalah seperlunya ketika berangkat, dan kemudian 6 jam sebelum keberangkatan belilah bagasi di kantor Lion Air atau di via onlain pemesanan tiket. Jadi lebih murah biaya ketika kita datang ke Bandara dan bayak bagasi.



Kepala Otoritas Bandara (Otban ) Wilayah II Medan Bintang Hidayat, melalui Kabit KAKU Agus Pramuka yang dikonfirmasi saat melakukan monitoring terkait pemberkaluan bagasi berbayar mengaku, sejauh ini pihaknya belum menemukan kendala. Kalaupun ada masih sekala kecil dan masih bisa dimaklumi. ”Alhamdulillah sebagaian besar warga sudah paham dan mengerti terkait pemberlakukan bagasi berbayar ini,” teragnya.

Dulunya memang free 20 kg, sekarang barang bawaan kabin hanya 7 kg, selebihnya bayar, dan ditetapkan Lion Air Grup sejak 22 Januari 2019. Mudah-mudahan dengan kebijakan ini masyarakat sudah tahu ke depannya.

Disoal hasil monitoring terkait pemberlakukan tarif bagasi berbayar di Kualanamu, menurutnya semua berjalan dengan baik, aman dan lancar.

Sementara pantauan, di counter check in tiket D Lion Air Kualanamu, terjadi komplain antara penumpang dan petugas. Bahkan tidak jarang terlihat bersitegang karena keberatan dengan pemberlakuan tersebut.

Pasaribu, penumpang tujuan Jakarta mengaku komplain karena Bagasinya 26 kilo, diharuskan membayar Rp1 juta. Memang tidak saya perpanjang, toh juga mereka tidak mau mengalah. Maka dengan berat hati saya bayar.

Cuman yang kasihan, banyak penumpang yang tidak tau dan kelebihan bagasi dari ketentuan terpaksa meninggalkan barang karena tidak mampu membayar.

”Maunya adalah toleransi untuk dua sampai tiga hari, sehingga tidak serta merta paku mati pemberlakuan bagasi berbayar tersebut karena yang datang itu tidak semua membawa uang,” terangnya.

Hal yang sama disampikan Sembiring, dan temanya penumpang tujuan Bali transit Bandung, dia sangat kaget ketika mereka harus membayar Rp 3 juta untuk semua bagasi mereka. Karena kekurangan uang maka terpaksa tinggalkan. ”Apa boleh buat kami mahasiswa, untuk bayar bagasi sebesar itu uang kami tidak cukup, terpaksa kami tinggalkan dan dijemput keluarga nanti,” ujarnya.

Menurutnya pemberlakuan bagasi berbayar oleh Lion Air Grup sangat memberatkan, bahkan menyusahkan masyarakat. Apalagi sosialisasinya sepenuhnya belum diketahui orang banyak sudah diterapkan.Buktinya, hari ini semua penumpang terkaget-kaget bahkan ada yang ribut sama petugas terkait pemberlakukan ini.

Ia berharap pada intansi terkait agar meninjau kembali pemberlakukan bagasi berbayar tersebut,sebab belum semua warga Indonesia mampu dengan pemberlakukan tersebut. “Apalagi kenaikannya begitu siknifikan, Rp 47 ribu/kg kelebihan bagasi ditambah lagi ongkos pesawat juga masih tinggi,” paparnya.(wan)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini