Foto bareng |
Turut dihadiri Bupati Sergai Ir H Soekirman (membuka acara), Staf
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Dita Indah
Sari, Plt. Asisten Pemerintahan Umum Drs. Herlan Panggabean, narasumber dari
Konsultan Pendamping Wilayah Provsu Erwin, Kabag Organisasi Patricia
Banjarnahor, Camat se-Kabupaten Sergai, perwakilsn OPD, Tenaga Ahli Pendamping
Desa Erdian Wirajaya, serta pendamping desa se-Sergai.
Dalam sambutan Bupati Soekirman sekaligus membuka acara megapresiasi atas
terselenggaranya kegiatan sosialisasi P2KTD dalam program inovasi desa ini yang
dapat mewujudkan kegiatan pembangunan desa inovatif dan lebih berkualitas.
Selain itu juga dapat membantu Pemerintah Desa dalam menyediakan layanan teknis
yang dibutuhkan desa.
Dengan adanya Tim Inovasi Kabupaten TIK dan peran serta Tim Pelaksana
Inovasi Desa (TPID), yang berbasis di kecamatan, maka akan dapat lebih
terkonsolidasi dalam mempercepat pelaksanaan PID di Tahun 2018 ini.
Inovasi desa harus ada pendampingnya, karena pengalaman saja tidak cukup,
untuk menerapkan dan menjalankannya diperlukan pendampingan teknis. Seperti
contoh desa-desa yang telah inovatif misalnya suatu desa di Kediri yang
mendapat julukan “Desa Bahasa Inggris” yang awalnya hanya desa terpencil kurang
dikenal sebagai tujuan wisata, kata Bupati.
Lanjut Bupati Soekirman, seiring adanya inovasi membuka 150 kursus bahasa
Inggris didesa tersebut. Hal yang kurang masuk akal mengingat desa tersebut
mayoritas berbahasa daerah Jawa. Namun saat ini dampaknya semua orang di desa
tersebut telah menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi dalam
kesehariannya. Maka hasilnya sekarang desa tersebut menjadi tujuan wisata
belajar bahasa Inggris dari wisatawan dari seluruh Indonesia yang menjual paket
wisata kursus bahasa Inggris dengan sensasi masyarakat berkomunikasi aktif
menggunakan bahasa Inggris.
Saya merasa seperti inilah yang disebut inovasi, dari tidak ada menjadi
ada, dari modal kecil namun dengan kemauan keras, maka hasil yang dicapai
sungguh luar biasa, ujarnya lagi.
Kemudian ada suatu desa yang mengelola bekas kolam renang tak terpakai,
kemudian dikelola BUMDes dengan berbagai inovasi unik, sekarang usaha tersebut
sangat maju dan beromset miliaran rupiah setiap bulannya, tambahnya.
Untuk itu Bupati menghimbau kepada masyarakat untuk berkhayal tinggi dalam
arti positif guna menciptakan inovasi-inovasi seperti yang dicontohkan diatas.
Kita saat ini memiliki berbagai usaha inovatif yang bernilai ekonomi baik,
namun kurangnya inovator yang menginisiasi semuanya sehingga kurang terkelola
dengan baik dan sesuai harapan desa yang inovatif.
Potensi daerah semua sudah ada, hanya tinggal butuh komitmen masyarakat
serta inovator agar dapat mengemas semuanya dalam bentuk yang menarik. Ekonomi
kreatif harus bisa masuk dari segala lini yang potensial misalnya musik,
pariwisata, UMKM, jasa, kuliner serta lainnya.
Biarlah semua daerah di Sumut belum inovatif, yang penting kita duluan
menjadi daerah yang memiliki desa inovatif, hal yang bukan hanya mimpi, namun
saya optimis dapat kita wujudkan, ucapnya.
Bupati Soekirman berharap PID yang dirancang untuk mendorong dan
memfasilitasi penguatan kapasitas desa tersebut dapat memberikan out come
kepada desa dan diorentasikan untuk memenuhi pencapaian target RPJM Kemendesa
PDTT dan merupakan program prioritas Menteri desa PDTT.
Staf Kemendesakan PDTT Dita Indah Sari dalam sambutannya mengungkapkan
bahwa kegiatan ini merupakan salah satu Program Inovasi Desa (PID), Kementrian
Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI. Dirancang untuk
mendorong dan memfasilitasi penguatan kapasitas desa dalam penyelenggaraan
pembangunan dalam perspektif desa membangun yang masih terbatas.
Memang untuk mengurus desa, inovasi dan kreasi menjadi sangat penting
disamping kewajiban mengelola dana desa sesuai aturan yang berlaku.
Dana desa selain merupakan berkah karena dapat dipergunakan guna
peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus bencana jika salah
menggunakannya. Tanggung jawab kita akan semakin besar seiring semakin besarnya
dana desa yang diterima, ungkapnya.
Ditambahkannya, kita semua setuju bahwa kaum ibu dan perempuan di desa
harus ditingkatkan kemampuan dan keterampilannya karena pemberdayaan perempuan
sangat berpotensi dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat desa.
Program Inovasi Desa ini ditargetkan semua desa untuk dapat sharing dan
berbagi inovasi melalui komunikasi guna mencapai tujuan bersama yaitu
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kami sangat mengapresiasi kepada para pendamping desa yang telah bekerja
dengan sangat baik menjalankan komitmen bersama meningkatkan perekonomian
masyarakat desa tempatnya bertugas. Selain itu juga diharapkan para kepala desa
dapat memanajemen dana desa dengan sebaik mungkin, jangan sampai ada yang
nombok, bahkan terjerat hukum karena salah mengelola, ujarnya.
Sebelumnya Kadis PMD Drs. Dimas Kurnianto yang diwakili oleh Sekretaris
Deni Suganda, S.Sos dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini
dilaksanakan mulai 27 hingga 30 September 2018. Kegiatan sosialisasi ini
menjelaskan pentingnya P2KTD dalam pelaksanaan UU Desa, serta mempersiapkan
profil P2KTD dalam mendukung PID, simulasi bursa inovasi desa, serta
pengendalian dan konsolidasi Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) di setiap TPID.
Kita berharap dapat merumuskan langkah–langkah pemecahan masalah yang
timbul selama pelaksanaan Program Inovasi Desa, paparnya.(YR)