Jengkelnya Terbang Bersama LION Air si Raja Delay

Sebarkan:



Seumur-umur naik pesawat kemana-mana, baru penerbangan kali ini yang menyebalkan. Jika selama ini Aku heran dengan emosinya para calon penumpang di bandara akibat penundaan flight, justru ini Aku alami sendiri. Baru lah Aku tersadar betapa wajarnya mereka menyatakan kejengkelannya dengan melakukan aksi spontanitas.

Kalau si pramugari itu laki-laki, mungkin sudah termaki dia. Yah, memang itu bukan kesalahan si pramugari sehingga terjadi delay. Tapi uniform LION AIR yang dipakainya itu membuat kekesalan tertumpah kepadanya, tepat di saat pesawat akan take off dengan kondisi perut yang sudah keroncongan.

Aku tak sendiri. Kami ada tujuh orang, rombongan para jurnalis dan advokat yang bertepatan dipercaya menjadi pengurus di Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Provinsi Sumatera Utara, baru usai mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-1 di Kota Pangkal Pinang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung.

Waktu itu hari Minggu, tanggal 29 April 2018. Berharap agar tidak terjadi masalah, kami tiba di Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang pukul 09.30 wib dan kami langsung chek in. Waktu boarding harusnya pukul 11.20 wib.

Dengan alasan pesawat dari Jakarta belum tiba, petugas bandara mengumumkan bahwa penerbangan delay hingga 90 menit. Rasa jengkel pun mulai dirasakan semua calon penumpang LION Air dengan nomor flight JT 617 dari Bandara Depati Amir tujuan Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng itu.

Snack yang diberikan
Usai pengumuman delay, petugas membagikan roti untuk cemilan. Tapi setelah lewat 90 menit dari yang dijanjikan, para penumpang pun mulai gerah kembali. Puluhan orang secara bergantian mempertanyakan bagaimana kepastian terbangnya. Sebab tak sedikit dari mereka ini yang terpaksa naik LION Air hanya untuk transit di Jakarta dan selanjutnya harus naik pesawat lain ke kota yang hendak dituju.

Benar dugaan, ternyata pengumuman selanjutnya masih menyatakan delay. Hingga puluhan penumpang mulai menyatakan protes dengan nada keras. Sebagian yang protes karena sudah kelaparan, masih bisa diredam dengan diberikan nasi kotak sebagai kompensasi. Namun tidak dengan mereka yang hangus tiket pesawat lanjutannya, seperti sepasang suami istri tujuan Ternate yang sudah keburu beli tiket Garuda. “Apa jalan keluarnya ini? Kami tidak terima 2 tiket ini hangus!” bentak wanita berbadan tambun itu dengan geramnya kepada petugas di Bandara Depati Amir.

Singkat cerita kami bertujuh dan penumpang lain diminta untuk naik ke pesawat dan take off pukul 14.50 wib. Soal suami istri tujuan Ternate tadi, kami tak tahu lagi bagaimana nasibnya. Yang pasti satu jam berikutnya kami tiba di Bandara Soekarno Hatta atau yang biasa juga disebut dengan Jakarta CGK.

Dengan langkah yang terburu-buru, kami bergegas untuk kembali cek in sebagai penumpang transit tujuan Bandara Kualanamu. Setiba di ruang tunggu, Gate B4, pernyataan petugas kembali membuat kesal. “Pesawatnya delay, Pak. Baru saja berangkat dari Bandara Kualanamu menuju sini, estimasi 120 menit,” kata petugas perempuan itu.

Ketika dipertanyakan bagaimana dua kali perjalanan dengan LION Air sama-sama mengalami delay yang luar biasa? Si petugas hanya mengatakan, pihaknya akan memberikan kompensasinya. “Nanti snack akan dikasih ya, Pak. Kalau sudah 120 menit, nasi kotak juga akan diberikan. Begitu ketentuannya,” kata petugas itu diamini rekannya.

Sekitar 60 menit dari percakapan tadi, kami dan para penumpang pun diberikan snack berupa roti kering serta segelas plastik air mineral. Sama persis dengan yang terjadi di Bandara Depati Amir. Namun lewat dari menit 120, di saat perut sudah keroncongan lantaran sudah ragu untuk beranjak ke restoran yang jaraknya cukup jauh dari Gate B4, kami berjalan hendak menemui petugas tadi.

Tapi dalam entah langkah ke berapa, tiba-tiba speaker bandara meminta agar penumpang dengan JT 206 untuk segera naik ke pesawat. Alhasil, kami tak jadi menyatakan protes dan melanjutkan langkah bersama ratusan penumpang lainnya. Waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 19.30 wib.

Pukul 19.30 wib
Belum juga terbang
Meski penumpang
Sudah di pesawat
Karena memang sudah lewat dari waktu yang ditentukan, dalam hati terfikir, kami dan para penumpang yang sudah mendongkol itu akan diberikan makan seperti dijanjikan si petugas yang di Gate B4 bandara tadi. Namun lantaran tak ada tanda-tanda, kami pun bertanya pada pramugari yang di dadanya tertera nama Maylia P sesaat duduk di pesawat.

Tak berapa lama setelah berkordinasi dengan kru dan pilot, pramugari itu datang dengan jawaban yang menjengkelkan. “Pak, kami tidak ada kuasa sampai ke situ. Kalau tadi petugas di bandara menjanjikan bapak diberi makan, nanti dikomplain saja di Medan,” katanya.

Protes kami karena sudah kelaparan berat, tak berbuah hasil. Apalagi pesawat sudah mulai dijalankan. Parahnya rada lapar kian melanda lantaran pesawat tak kunjung terbang hingga 30 menit berikutnya akibat lalu lintas penerbangan sedang sangat padat malam itu. 

Barulah menjelang pukul 20.00 wib, si raja delay terbang dan tiba di Bandara Kualanamu pukul 22.00 wib, dengan kondisi perut yang sudah entah bagaimana, serta tubuh yang sudah sangat lelah.

Mau protes di Bandara Kualanamu juga sudah ogah, apalagi di malam itu para petugasnya tak ada lagi nampak di ruang Customer Service. Lebih baik pulang dan istirahat di rumah, dan tulisan ini pun menjadi curahan unek-unek kami.

Masih mau naik LION Air lagi? Duh, mikir puluhan kali dulu lah ya.(*)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini