BINJAI - Tunggu mati semua baru dilakukan foging.
Begitulah ungkapan kekecewaan hati warga melihat kinerja petugas Dinas
Kesehatan yang hanya melakukan foging sebanyak 4 rumah di Jalan Teratai, Kel.
Pahlawan, Kec. Binjai Utara, Kota Binjai, Rabu (21/03/2018).
Kabar tentang meninggalnya SU (8) bocah laki laki kelas 3
SD yang terjangkit DBD memaksa petugas Dinkes Kota Binjai untuk melakukan
foging. Hanya saja, petugas Dinkes dinilai terkesan masih setengah hati dalam
melakukan tindak lanjut.
Sehari setelah kejadian, petugas pun langsung melakukan
penyemprotan asap pembunuh nyamuk (Foging) di kediaman korban serta 4 rumah
sekitarnya. Sedangkan rumah warga lainnya tidak ada yang disemprot foging.
"Palingan cuma ada 4 rumah yang difoging, itu pun
cuma sebentar aja, " kata salah seorang warga yang enggan disebutkan
namanya.
Hal senada juga disampaikan Inem (47) warga lainnya.
Menurutnya foging secara keseluruhan baru akan dilakukan setelah banyak korban
berjatuhan lainnya. " Mungkin tunggu mati semua orang disini baru
dilakukan foging, " ujarnya.
Inem berharap kepada Dinkes Kota Binjai untuk melakukan
foging setiap bulannya guna mencegah warga lainnya terjangkit DBD. " Ini
jangankan foging, serbuk untuk membasmi nyamuk aja gak pernah lagi dikasi,
" kesalnya.
Sementara itu, Kepala Lingkungan VII, Muhammad Ali
berharap kepada dinas terkait untuk memberikan perhatian serius menangani
persoalan wabah DBD.
" Kami seluruh warga disini berharap agar kampung
kami mendapat semprotan foging secara keseluruhan. Karena sudah ada warga
disini yang meninggal terjangkit DBD, " ujarnya.
Sebelumnya dikabarkan, setelah tiga hari menjalani
perawatan intensif di ruang picu RSU dr. Djoelham Binjai, SU (8) warga Jalan.
Teratai, Lingk VII, Kel. Pahlawan, Kec. Binjai Utara, dinyatakan sudah
meninggal dunia, Senin (19/03) sekira pukul 18.00 Wib. Bocah laki laki yang
masih duduk dibangku kelas 3 SD itu sebelumnya sempat dilarikan ke rumah sakit
karena diduga terjangkit DBD.
Suasana haru menyelimuti prosesi pemakaman jenazah
korban, setelah sebelumnya disemayamkan di rumah duka. Sang ibu, Santi tampak
terpukul sekali dengan nasib yang dialami buah hatinya tersebut. (Ism)