LANGKAT-Sedikitnya 213 rumah warga di Kecamatan Babalan, Kabupaten
Langkat, Sumatera Utara rata dengan tanah. Hal ini merupakan dampak dari
pembangunan rel kereta api trans yang menghubungkan Sumatera Utara dengan Aceh,
oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Memang selama puluhan tahun ini warga menempati lahan yang
notabene milik PT KAI. Tapi, warga berharap adanya kebijakan yang berarti dari
pemerintah. Seperti warga yang kena gusur mendapat alokasi (tempat) lain
sebagai tempat tinggal.
"Memang benar ini lahan PT KAI, tapi kalaupun kami digusur,
kami berharap adalah kebijakan lain, seperti mengalokasikan kami dilahan
lain," harap nenek Saedah, salah satu warga yang rumahnya digusur, Jumat
(23/3/2018).
Menurutnya, penggusuran yang dilakukan sudah berjalan seminggu
belakangan ini. Masyarakat yang tidak ingin rumahnya dirubuhkan oleh PT KAI,
membongkar sendiri rumah yang merupakan harta paling berharga untuk mereka.
"Kami diberi waktu dua minggu untuk membersihkan rumah jika
tidak ingin dirubuhkan oleh PT KAI. Mereka sudah memperingati kami didampingi
oleh aparat bersenjata, makanya mau tidak mau kami harus membongkar rumah
sendiri," terang dia.
Dirinya juga memaparkan, kalau memang ada pihak PT KAI memberikan
kompensasi kepada mereka sebesar 1,5 juta, namun itu tidak sebanding dengan
rumah yang mereka bangun dan tempati selama puluhan tahun.
"Cuma itu saja harapan kami, kalaupun mesti menyewa kami
rela, kalau seperti ini kami mesti tinggal dimana?," terang nenek terlihat
putusa asa ini. (lkt-1)