![]() |
| Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (insert). (dok.mol) |
“Sebanyak 91 lainnya dilaporkan hilang,” kata Kabid Penanganan Darurat, Peralatan dan Logistik BPBD Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati, sebagaimana dilansir Detik.
Dari angka dimaksud, lanjutnya, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) merupakan wilayah terbanyak menelan korban 115 jiwa dan hilang (57 orang). Di urutan kedua di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) meninggal (86 orang) dan hilang (30 orang).
Bencana banjir maupun longsor terjadi 18 kabupaten/kota di Sumut. Sebanyak 704 lainnya dilaporkan luka-luka.
Total umlah terdampak akibat banjir dan longsor mencapai 1.758.283 orang. Sedangkan jumlah pengungsi tinggal 55.769 orang. Data korban banjir longsor diprediksi terus berkembang mengingat masih banyaknya belum ditemukan tim evakuasi.
Berikut data kabupaten/kota lainnya terdampak banjir dan tanah longsor. Kota Sibolga: 54 tewas dan 1 hilang. Kabupaten Tapanuli Utara (Taput): 36 tewas dan 2 hilang. Kabupaten Deliserdang: 17 tewas. Langkat: 13 tewas. Humbang Hasundutan (Humbahas): 9 tewas dan 1 hilang
Kota Medan: 12 tewas. Kabupaten Pakpak Bharat: 2 tewas. Kota Padangsidimpuan: 1 tewas. Kabupaten Nias dan Nias Selatan masing-masing 1 tewas.
Tersangka
Sementara sehari sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan sedang ‘membidik’ calon tersangka dugaan pembalakan liar di Sumut, diduga salah satu pemicu terjadinya bencana alam.
"Kita bentuk satgas di Tapanuli. Kemarin kita sudah naikkan sidik. Tersangka juga sudah kita temukan. Kemudian juga wilayah lain memang potensi banjir ini salah satunya dampak pembalakan liar," ujar Sigit di Aceh.
Polri dan Kemenhut telah membentuk Satgas untuk mengusut munculnya gelondongan kayu saat terjadinya bencana alam di Sumatera. Satgas terus bekerja untuk mengusut tuntas penyidikan tersebut.
"Tim sedang turun, biar tim sendiri yang jelaskan karena satgas sedang bekerja nanti dijelaskan lebih lanjut," ucapnya mengutip Sindo News.
Sebelumnya, Dittipidter Bareskrim Polri meningkatkan kasus gelondongan kayu di Sumut ke tahap penyidikan. Hal itu dilakukan usai penyidik meyakini adanya unsur pidana terkait dugaan pembalakan liar di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Garoga dan Anggoli.
“Untuk di TKP (tempat kejadian perkara) Garoga dan Anggoli sudah kami naikkan ke proses penyidikan," ujar Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Pol Mohammad.
Alat Berat
Penyidik sedang melakukan uji laboratorium terhadap sampel kayu dari lokasi. Hal itu untuk memastikan dari mana kayu tersebut berasal, apakah dari lahan warga atau dari pembukaan lahan perusahaan yang diduga mengandung unsur tindak pidana.
Kasubagops Dittipidter Bareskrim Polri Kombes Pol Fredya Trihararbakti mengungkap temuan penting lainnya di lapangan yakni alat berat yang diduga kuat digunakan dalam aktivitas ilegal.
“Ditemukan alat berat satu buldozer dan dua eskavator. Sekarang penyidik sedang mendalami operatornya yang kebetulan saat ditemukan alat tersebut, operatornya tidak ada,” katanya.
Penyidik juga menemukan indikasi perluasan lahan. Bekas-bekas longsoran yang terlihat di lokasi dinilai janggal karena tidak terjadi secara alami melainkan akibat campur tangan manusia. (RobS/RS)

