![]() |
| Walikota Padangsidimpuan bersama Forkopimda melakukan saat kunjungan perdana ke sekolah penerima program MBG. (Syahrul/Diskominfo Padangsidimpuan) |
PADANGSIDIMPUAN | Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) makin meluas di berbagai daerah di Indonesia. Maraknya pemberitaan siswa keracunan MBG memberikan rasa cemas dan kekhawatiran dikalangan orang tua siswa di Kota Padangsidimpuan, pasalnya sejumlah sekolah di Kota Padangsidimpuan telah mendapatkan program Makan Bergizi Gratis.
Sejak digulirkan pada awal Januari 2025, kasus keracunan MBG masih terus saja terjadi. Tercatat di sejumlah daerah Kejadian keracunan diduga bersumber dari menu MBG.
Dikutip dari tempo.co.id, per akhir September 2025, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat telah ada sekitar 6.452 kasus keracunan menu MBG..
Data JPPI menunjukkan lima provinsi dengan jumlah keracunan MBG terbanyak, yakni Jawa Barat dengan 2.012 kasus, DI Yogyakarta 1.047 kasus, Jawa Tengah 722 kasus, Bengkulu 539 kasus, dan Sulawesi Tengah 446 kasus
Sementara, Data versi pemerintah yang dihimpun Badan Gizi Nasional, Kementerian Kesehatan, serta BPOM mencatat jumlah total korban berada di kisaran 5 ribu orang.
Tidak itu saja, informasi yang dihimpun dari BBC news Indonesia, hasil investigasi dinas kesehatan di Bandung, Bogor, dan Tasikmalaya di Jawa Barat serta Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir di Sumatra Selatan menemukan, adanya kontaminasi bakteri Salmonella, E.coli, Bacilius cereus, Stapylococcus aereus, Bacillus subtilis, hingga jamur Candida tropicalis.
Banyaknya kasus keracunan MBG yang terjadi di sejumlah daerah menimbulkan kecemasan dan kekawatiran bagi sejumlah orang tua siswa di Kota Padangsidimpuan. Bagaimana tidak program MBG yang dinilai menjadi tambahan gizi bagi anak-anak kini dihantui menjadi makanan yang membahayakan.
Salah satu orang tua siswa di Padangsidimpuan Ervina Lubis mengatakan, sebagai orang tua tentunya ia merasa cemas dan khawatir banyaknya pemberitaan siswa di sejumlah daerah keracunan saat menyantap MBG. Namun dalam hal ini ia berharap agar MBG di Padangsidimpuan mendapatkan pengawasan yang ketat dari pemerintah.
"Kita sebagai orang tua, juga merasa was-wasdi tengah maraknya, kabar berita siswa banyak yg keracunan karna mengonsumsi makanan MBG, sehingga banyak menimbulkan pro dan kontra, karena kepada pihak sekolah kita juga, tidak bisa komplain karna ini bukan program sekolah," ungkapnya, Senin (29/9/2025).
"Tentunya dalam hal ini kita sebagai orang tua berharap dan meminta kepada pemerintahan kota Padangsidimpuan, agar dapat meninjau dan mengawasi secara langsung, dengan teliti ,ke dapur-dapur MBG, apakah makanannya layak dan higenis, untuk di konsumsi oleh anak-anak kita, khususnya, tempat anak-anak kita belajar," pinta Ervina.
Senada juga disampaikan orang tua siswa salah satu sekolah dasar di Padangsidimpuan Nurlita Gultom, sebagai orang tua ia tidak ingin anak-anak di Padangsidimpuan menjadi korban MBG. Menurutnya kasus keracunan MBG di berbagai daerah bisa menjadi pelajaran dan kewaspadaan agar pemerintah Kota Padangsidimpuan lebih memperketat pengawasan di dapur-dapur pelayanan MBG.
"Sebagai warga dan orang tua siswa, kita hanya bisa berharap dan meminta pemko Padangsidimpuan supaya kedepannya program MBG ini difokuskan pada peningkatan kebersihan, kualitas makanan, dan penanganan potensi kontaminasi untuk memastikan keamanan pangan sebelum dikirim ke sekolah-sekolah yang mendapatkan program MBG," harapnya.
Sementara terkait informasi beredar banyaknya kasus keracunan MBG mendapat perhatian dari salah satu aktivis dan juga ketua LSM Amanat Perjuangan Indonesia (API) Tabagsel Hendra Syahputra Tanjung, ia menyebutkan, tentunya pemerintah harus melakukan evaluasi terkait program MBG di Kota Padangsidimpuan, mengingat banyaknya kasus keracunan yang terjadi diberbagai daerah.
"Pemerintah perlu melakukan evaluasi menyeluruh atas program MBG dan memastikan program ini tepat sasaran. Sementara melihat banyaknya kasus keracunan kita mengharapkan agar pemerintah dapat melakukan evaluasi total terhadap program ini karena tujuan kita dalam program ini untuk memperbaiki gizi anak bukan untuk membunuh anak bangsa,"
"Saran saya, Pemerintah memastikan kualitas gizi, kebersihan serta bahan - bahan makanannya agar dapat di dukung oleh ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mendukung tumbuh kembang optimal," pungkasnya.
Sementara, berdasarkan informasi yang dihimpun dari website Padangsidimpuan.co.id, program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto ini, resmi mengalir ke Kota Padangsidimpuan. Sejak Senin (1/9/2025). Terdapat sebanyak 2.829 siswa dari tujuh satuan pendidikan menjadi penerima perdana.
Adapun tujuh Sekolah perdana yang menerima program MBG di Padangsidimpuan yaitu, SMP Negeri 1, SD Negeri 200101, SD Negeri 200108, SD Negeri 200106, SD Negeri 200110, TK Pertiwi, dan TK Sarifah. (Syahrul/ST).

