Kapal Patroli PSDKP Dibakar Massa di Sumbar

Sebarkan:

Satu unit kapal patroli PSDKP dibakar massa di Sumbar. (mol/tiktok/@genupdate).
MEDAN | Massa yang umumnya nelayan marah dan membakar satu unit kapal patroli jenis speedboat milik Direktorat Jenderal Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan di Pantai Muara, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Jumat (12/9/2025). 

Informasi yang dilansir dari sejumlah media sosial, Minggu (14/9/2025) menyebutkan, aksi tersebut dipicu oleh kekesalan dan kemarahan terhadap kapal patroli PSDKP yang mengejar kapal nelayan hingga ke pantai.

Untung, delapan petugas PSDKP yang bertugas di kapal tersebut selamat dari amukan massa. 
Sebelum terbakar, massa mendatangi kapal patroli PSDKP yang kandas di pantai Sumbar. (mol/tiktok/@genupdate).
Sedangkan kapal patroli yang telah ditingkat petugas, hangus terbakar hingga tidak bisa digunakan lagi.

Kapten kapal patroli PSDKP yang dibakar, Hakimi mengatakan, peristiwa itu bermula saat pihaknya melakukan patroli rutin dan melihat satu unit kapal nelayan yang diduga menggunakan alat tangkap pukat jenis lempara dasar (mini trawl) atau tidak sesuai peraturan.

Melihat hal itu, petugas kapal patroli PSDKP melakukan upaya pengejaran terhadap kapal nelayan dimaksud yang malah melarikan diri menuju arah pantai.

Tak mau buruannya lepas, petugas terus mengejar namun gagal karena kapal patroli PSDKP kandas di pantai dan tidak bisa lagi bergerak balik ke laut.

Melihat hal itu, massa yang telah tersulut emosi secara beramai ramai mendekati kapal patroli dan kemudian membakarnya.

Kapolsek Linggo Sari Baganti AKP Welly Anofri membenarkan kejadian itu dan pihaknya sedang melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus tersebut. 

Sebagaimana diketahui, alat tangkap jenis pukat lampara dasar atau mini trawl adalah alat yang digunakan untuk menangkap ikan yang hidup di dasar laut.

Akan tetapi penggunaan alat tangkap ini sudah dilarang sejak tahun 1980 karena dianggap dapat merusak terumbu karang dan ekosistem dasar laut. (RE Maha/REM).




Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini