![]() |
| Foto: Proses Persemayaman dan Pemakaman Frans Stevely (mol/dok- Screenshot Facebook, DS) |
PERDAGANGAN | Kepala Sekolah, tenaga pengajar dan staf serta siswa siswi hadiri prosesi Pemakaman (kremasi) Frans Stevenly, 14, siswa kelas IX, SMP Swasta Methodist Perdagangan, yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tangan terikat dan kepala tebungkus plastik di kamar rumahnya di Jalan Veteran, Lingkungan IV, Perdagangan I, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (6/8/2025) siang
Kepala Sekolah SMP Swasta Methodist, Pdt Richard Lee S.Th melalui Wali Kelas IX, Darwin Simanjuntak S.Pd menjelaskan, prosesi pemakaman Frans Stevenly diawali sembahyang pemberangkatan Jenazah dari salah satu rumah Persemayaman (Rumah Sosial) di Perdagangan, Jumat (8/8/2025) pagi
Dalam prosesi pemberangkatan jenazah, Kepala Sekolah, Pdt Richard Lee, Wali Kelas, tenaga pengajar dan perwakilan murid menyampaikan kata kata penghiburan kepada keluarga dan kata perpisahan kepada almarhum Frans Stevenly, diujungi bersalam-salaman dengan ayah ibu Frans beserta keluarga yanng berlangsung penuh haru
"Pukul 10:00 WIB, Jenazah diberangkatkan ke Krematorium di daerah Rambung Merah Kota Pematangsiantar,"
'Saat prosesi persemayaman dihadiri hampir seluruh guru dan pelajar untuk memberi penghormatan terakhir,"
"Namun saat proses kremasi dihadiri Kepala Sekolah, beberapa guru dan perwakilan pelajar khususnta teman sekelas almarhum," Ungkap Darwin Simanjuntak kepada kru metro online, Jumat (8/8/2025) petang
Kehadiran pihak sekolah mulai dari persemayaman dan pemakaman almarhum, merupakan kewajiban sebagai wujud perhatian dan tanggungjawab sekolah untuk memberangkatkan salah satu siswa terbaiknya menuju peristirahatan yang terakhir
BERITA TEMUAN MAYAT FRANS
Viral di media sosial, atas temuan jasad, Frans Stevenly biasa dipanggil Frans, 14, siswa kelas IX SMP Swasta Methodist Perdagangan, yang ditemukan meninggal dunia di kamar rumahnya, di Jalan Veteran, Lingkungan IV, Kelurahan Perdagangan I, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (6/8/2025) siang
Informasi dihimpun, Sebelum ditemukan meninggal, pada Minggu (3/8/2025) korban ditinggal sendiri di rumah karena orangtuanya berangkat ke Berastagi, Tanah Karo. Disebut korban tidak ikut karena hari Senin harus sekolah
Senin, (4/8/2025) korban ditelepon orangtuanya dan menjawab masih berada di sekolah
Namun, Selasa, saat ditelepon kembali handphone korban tidak aktif. Curiga dan khawatir, Rabu, orangtua korban menelepon tetangga (pamanya, red) untuk minta tolong memeriksa rumah
Sesuai keterangan tetanga, korban sejak Selasa dan Rabu pagi tidak terlihat keluar rumah untuk sekolah
Kondisi ini kemudian dilaporkan ke pihak Polsek Perdagangan - Polres Simalungun yang selanjutnya membuka paksa pintu besi bagian luar (pintu pengaman) dan pintu kayu bagian dalam
Heboh. Setelah diperiksa korban ditemukan meninggal dunia di tempat tidur dalam kondisi kepala terbungkus plastik, kedua tangan terikat di bagian belakang badan serta kedua kaki berada di lantai kamar. Kejadian ini spontan menghebohkan warga Perdagangan hingga kerumunan luar biasa
Dilaporkan sumber metro online, di TKP terlihat personil Polsek Perdagangan dipimpin langsung Kapolsek, AKP Ibrahim Sopi SH MH bersama Tim Inafis Sat Reskrim Polres Simalungun dipimpin Aipda Sujid Syahputra melakukan olah TKP dan identifikasi korban
Sekira pukul 19:55 WIB, jasad korban di evakuasi menggunakan ambulance RSUD Perdagangan, "Belum diketahui di evakuasi ke rumah sakit mana. Tapi tadi dibawa make ambulan Rumah Sakit Umum Perdagangan," Ujar sumber
Hingga berita ini naik ke meja redaksi, belum didapat pernyataan resmi dari pihak berwenang dalam hal ini Polsek Perdagangan - Polres Simalungun terkait penyebab pasti kematian pelajar kelahiran Berastagi ini (DS/Bay-MOL)

