"Hidup dalam Kasih Setia Allah” (Mazmur 106 : 1 - 5)

Sebarkan:

Oleh: Alfredo Sihombing, A.Md/PAK, Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara

Saudara, saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, ketika kehidupan kita berjalan dengan baik serta penuh sukacita dan berkat yang berlimpah seperti keluarga yang damai, karier atau pekerjaan yang menjanjikan, serta kesehatan menjadi bagian hidup kita, maka kita sangat percaya bahwa semua itu karena kasih setia dan kemurahan Tuhan. 


Lalu bagaimana jika sebaliknya yakni hidup yang penuh dengan pergumulan, mengalami kelaparan atau kesulitan ekonomi, dalam keadaan sakit, keluarga berantakan, hidup yang teraniaya. Apakah Tuhan tidak sedang mengasihi mereka? Atau apakah kasih setia Tuhan tidak tinggal dalam hidup mereka ?


Firman Tuhan dalam minggu kita hari ini, dimana pemazmur menaikkan pujian atas kasih setia Tuhan dan sekaligus juga merupakan doa permohonan untuk pengampunan dosa kehadapan Tuhan. Bangsa Israel telah merasakan serta menikmati banyaknya campur tangan Tuhan dalam perjalanan kehidupan mereka, tetapi kasih setia Tuhan tidak berbanding lurus dengan kesetiaan bangs Israel. 


Firman Tuhan hari ini memperlihatkan Daud mengajak umat Israel untuk bersyukur kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Namun, mereka begitu cepat melupakan hal itu. Daud menyadari hal tersebut dan mengakui bahwa nenek moyangnya telah berbuat dosa, berbuat salah dan hidup dalam kefasikan. Bangsa Israel memang dikenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk, bahkan Allah sendiri pun menyatakan demikian (Keluaran 32 : 9). 


Berulang kali mereka menyaksikan dan mengalami karya Tuhan dalam kehidupan mereka, tetapi tetap saja mereka suka memberontak kepada Allah. Mukjizat demi mukjizat mereka lihat dan alami, namun hal itu seolah-olah tidak membekas di hati dan pikiran mereka. Hal ini nyata sekali dari perilaku mereka, bukan rasa terima kasih yang keluar dari hati mereka, melainkan sungut-sungut dari mulut mereka. 


Walaupun mereka dikenal sebagai bangsa yang keras tekuk, tetapi hal itu tidak menghalangi Allah untuk berkarya dalam menyelamatkan umatNya. KasihNya tidak berubah walaupun bangsa Israel tidak setia, Tuhan menginginkan umat-Nya untuk berbalik/bertobat dan menyesali segala dosa- dosa yang diperbuat dengan menunjukkan pembaharuan hidup mereka.


Saudara, saudari yang terkasih. Jikalau kita menyadari bahwa betapa baikNya Tuhan dalam segala jalan kehidupan kita ini, kesadaran itu akan membuat kita mampu tetap bersyukur kepadaNya dalam segala dinamika hidup yang kita hadapi. Karena dengan selalu bersyukur, kita akan menjadi selalu ingat pada segala kebaikanNya. 


Bersyukur membuat kita dapat menjauhkan diri dari segala tindakan yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Untuk itu hiduplah dalam kehidupan yang senantiasa bersyukur, karena kasih setiaNya adalah selama-lamanya bagi orang yang percaya kepadaNya. Amin.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini