MEDAN | Didampingi petugas Bantuan Hukum dan Penyuluhan Tahanan (BHPT), sebanyak 10 warga binaan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Medan, Rabu (16/7) mengikuti upacara Perkemahan Satya Dharma Bakti Pemasyarakatan Tahun 2025.
Kegiatan tehunan tersebut dibuka dipusatkan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Medan, Karutan Kelas I Medan Andi Surya juga turut mengikuti upacara.
Acara pembukaan ini dibuka secara simbolis oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sumatera Utara (Kakanwil Ditjen Pas Sumut) Yudi Suseno diwakili Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Kanwil Ditjenpas Sumatera Utara Hamdi Hasibuan.
Pembukaan kegiatan ditandai dengan penyematan tanda peserta kepada perwakilan peserta perkemahan yang terdiri dari warga binaan pemasyarakatan.
Kegiatan dimaksud merupakan salah satu bentuk pembinaan kepribadian berbasis kepramukaan yang digelar rutin setiap tahun oleh Ditjen Pas.
Kakanwil dalam sambutan tertulisnya dibacakan Hamdi Hasibuan mengatakan, perkemahan mengusung tema ‘Tangguh dalam Cobaan, Tumbuh Dalam Pembinaan’.
Tema ini menggambarkan komitmen pemasyarakatan untuk tidak hanya mempersiapkan warga binaan menyelesaikan masa pidananya, tetapi juga membentuk mereka menjadi pribadi yang kuat dan siap kembali ke tengah masyarakat.
“Proses pemasyarakatan tidak hanya tentang penyelesaian hukuman, tetapi juga tentang membina manusia agar menjadi pribadi yang lebih baik dan mandiri,” katanya.
Kakanwil menekankan bahwa kegiatan perkemahan ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan merupakan wadah pembentukan karakter, penanaman nilai-nilai moral, nasionalisme, disiplin dan tanggung jawab bagi warga binaan.
“Kami ingin perkemahan ini menjadi wahana yang menginspirasi perubahan positif, baik bagi warga binaan maupun seluruh stakeholder pemasyarakatan,” tegasnya.
Perkemahan Satya Dharma Bakti Pemasyarakatan Tahun 2025 menjadi media pembinaan integral yang melibatkan kegiatan fisik, spiritual, intelektual, dan emosional. Nilai-nilai kepramukaan seperti disiplin, kepemimpinan, tanggung jawab, kerja sama dan kepedulian sosial menjadi dasar utama dalam kegiatan.
Halnitu sejalan dengan tujuan akhir pemasyarakatan yakni membentuk warga binaan yang mampu menjalani hidup bermasyarakat dengan baik, taat hukum, dan produktif.
Kegiatan diharapkan tidak hanya memberikan dampak positif terhadap warga binaan, tetapi juga memperkuat sinergi antar pihak yang terlibat dalam sistem pemasyarakatan. Dalam penutup sambutannya, Kakanwil berpesan kepada warga binaan untuk menjadikan momen ini sebagai titik balik dalam kehidupan mereka.
“Kesalahan di masa lalu bukanlah akhir dari segalanya. Gunakan waktu pembinaan ini untuk bangkit dan memperbaiki diri. Jadilah insan yang tidak hanya kembali ke masyarakat, tetapi juga memberi inspirasi dan kontribusi positif bagi lingkungan,” lanjutnya.
Kepada para petugas pemasyarakatan, Kakanwil juga menyampaikan apresiasi dan harapan agar terus menjalankan tugas dengan profesionalisme dan empati, serta tidak lelah menjadi jembatan perubahan bagi warga binaan.
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kegiatan Perkemahan Satya Dharma Bakti Pemasyarakatan Tahun 2025 secara resmi dinyatakan dibuka, ditandai dengan semangat kebersamaan, pengabdian, dan ketulusan dalam membangun sistem pemasyarakatan yang lebih inklusif dan berorientasi pada pemulihan. (ROBS/Rel)

