Penyelamat Dimasa Senja, Begini Kisah Ibu Mariani Bersyukur Menjadi Peserta JKN

Sebarkan:

 

Mariani salah satu peserta JKN-KIS (dok/BPJS kes)

PADANGSIDIMPUAN | Mungkin di antara kita ada yang belum memanfaatkannya atau bahkan belum menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dikaruniai tubuh sehat dan usia yang masih muda sering membuat kita lupa akan kehadiran program yang telah lebih dari satu dekade hadir memberikan kemudahan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Namun, Mariani,61, warga Kota Padangsidimpuan punya cerita berbeda, ia bangga telah menjadi peserta JKN sejak lama. Ia terdaftar menjadi peserta JKN melalui suaminya yang anggota Purnawirawan TNI.

“Saya sudah pakai BPJS Kesehatan sejak lama sekali, sudah dari awal BPJS Kesehatan ada. Namanya suami anggota jadi dapat jaminan kesehatan," Kata Mariani pada Rabu (23/07/2025).

Saat itu, Mariani mungkin tidak menyadari betapa besar manfaat Program JKN bagi diri dan keluarganya. Dia tidak pernah tahu bahwa di masa tuanya nanti, tubuhnya akan sering rewel.

Bagi Mariani, dan seharusnya bagi kita semua, membayar iuran JKN bukanlah beban, melainkan sebuah investasi berharga. Investasi untuk kesehatan kita di masa depan, yang tidak pernah kita tahu kapan akan dibutuhkan.

“Dulunya saya sehat-sehat saja, enggak pernah sakit, engga pernah pakai BPJS Kesehatan. Tapi sekarang saya pakai karena suami saya pensiunan TNI, jadi sudah otomatis terdaftar, dan sekarang memang membutuhkan untuk berobat,” kata Mariani.

Titik balik bagi Mariani datang ketika ia merasakan pitam yang hebat. Kepalanya pusing, dunia serasa berputar, keluarga dan tetangga yang menyaksikannya bergegas membawanya ke IGD. Oleh dokter, Mariani didiagnosis memiliki masalah pada jantung dan empedu.

"Rasanya kepala ini berputar-putar, gelap semuanya. Saya langsung dirawat inap di rumah sakit. Waktu itu saya takut sekali karena gak pernah merasakan seperti ini," ujarnya menggambarkan dengan nada serius.

Bagi Mariani, gejala awal yang ia rasakan adalah pitam, atau rasa pusing berputar yang intens, bisa jadi pertanda awal dari masalah jantung. Penyakit jantung seringkali datang tanpa peringatan, namun gejalanya bisa berupa nyeri dada, sesak napas, hingga pusing dan kelelahan ekstrem. 

Sementara itu, masalah pada empedu dapatmenimbulkan rasa nyeri hebat di perut kanan atas, mual, muntah, bahkan demam. Kedua kondisi ini, jika tidak ditangani segera, bisa sangat membahayakan nyawa.

"Waktu itu saya benar-benar cemas. Terbayang kalau saya tidak punya BPJS Kesehatan, bagaimana bisa saya dirawat? Biaya rumah sakit pasti mahal, apa saya harus membebani anak-anak yang juga punya kebutuhan sendiri?" ungkap Mariani.

Kegelisahan seperti ini sangat manusiawi dan nyata bagi siapa pun yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Bayangan tagihan rumah sakit yang membengkak, utang yang menumpuk, dan beban finansial yang memberatkan keluarga, adalah mimpi buruk yang sangat menakutkan bagi pasien sebelum era JKN.

JKN hadir sebagai penyelamat, seluruh pembiayaan kesehatan Mariani dijamin oleh BPJS Kesehatan. Ia tak perlu memikirkan obat-obatan dan kontrol rutin yang harus dijalani. Tanpa memiliki JKN, ratusan juta rupiah mungkin bisa melayang begitu saja.

"Untungnya, semua terurus berkat punya BPJS Kesehatan. Pesan dokter jangan banyak berpikir, tidak perlu pusing memikirkan biaya. Setelah keluar dari rumah sakit, saya langsung lanjut control, dan berlanjut sampai sekarang," ujarnya sambil tersenyum kecil.

Kisah Mariani mengajarkan kita tentang arti sebuah persiapan. Ia tak pernah mengeluh dan menyesal membayar iuran semasa sehat karena yakin perjuangannya saat itu merupakan investasi jangka panjang yang akan menolongnya suatu saat nanti. 

" Kami sekeluarga mengucapkan ribuan terima kasih kepada BPJS Kesehatan. Mudah-mudahan semuanya mempunyai BPJS Kesehatan agar berobat jadi gampang, enggak perlu mengeluarkan biaya berjuta-juta untuk berobat,”  ujar Mariani tersenyum tulus. (ST).

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini