Pemkab Tapanuli Utara Laksanakan Rakor Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Intervensi Sasaran Pasca Intervensi Serentak Pencegahan Stunting

Sebarkan:

TAPUT | Donna Situmeang, Kepala Dinas PPKP3A Tapanuli Utara, menerima kunjungan Tim Percepatan Penanganan Stunting Provsu terdiri dari Sekretaris Perwakilan BKKBN Sumut, Yusrizal Batubara, S.Sos, MM, Yusrodi Rangkuti, S.Sos dan M Siddiq Nasal, S.STP dalam rangka Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Intervensi Sasaran Pasca Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, bertempat Kantor Dinas PPKP3A Kecamatan Siatas Barita, Kamis (8/8/2024).


Dalam sambutannya, Donna Situmeang mengajak seluruh pemangku kepentingan di Tapanuli Utara untuk berperan aktif sesuai tugas masing-masing demi percepatan penanganan dan pencegahan stunting. 


"Kita sudah melakukan intervensi sesuai ketentuan dan kebutuhannya, sesuai dengan SK Bupati nomor 155 tahun 2024 tentang Penetapan Daftar Kegiatan dan Menu Cegah Stunting dan saat ini kita juga sudah mengatur sebesar 7% dari Dana Desa dipergunakan untuk penanganan stunting di Desa se-Kabupaten Tapanuli Utara. Tahun 2024 ini sudah meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 5%. Semoga segala upaya yang telah dilakukan pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara bersama Tim Percepatan Penanganan Stunting termasuk masyarakat akan memberikan dampak yang positif sehingga angka stunting semakin menurun," ujar Donna Situmeang.


"Fokus ke depan adalah intervensi super prioritas, memastikan makanan bergizi sampai ke sasaran, serta memperkuat keterlibatan TPPS tingkat kecamatan dan desa. Target kita sekarang adalah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Monitoring dan evaluasi diharapkan dapat meningkatkan sinergi semua pihak," tambah Donna.


Dalam paparan Sekretaris Perwakilan BKKBN Sumut, Yusrizal Batubara, S. Sos,MM mengatakan bahwa prevalensi stunting di Tapanuli Utara tahun lalu sebesar 27,4%, sedangkan tahun ini menjadi 9,16%. "Pelatihan pengukuran dan penimbangan bagi kader posyandu dan tersedianya alat antropometri yg terkalibarasi di setiap posyandu akan membantu percepatan pendataan stunting secara real account," ucap Yusrizal.


Yusrizal juga menjelaskan pentingnya Bapak Asuh Stunting dalam percepatan penanganan dan pencegahan stunting


"Program Bapak Asuh sangat membantu percepatan penanganan dan pencegahan stunting; durasinya tidak harus 6 bulan, boleh hanya 1 bulan atau bahkan 2 minggu saja, kemudian dilanjutkan oleh Bapak Asuh berikutnya yang diupayakan TPPS . Semua kader juga diharapkan melakukan pendampingan bagi ibu hamil. Melalui paparan, diskusi, dan berbagi pengalaman dengan daerah lain sebagai bahan pembanding, kita dapat memaksimalkan keterbatasan dana dengan menu yang terukur.," tutup Yusrizal.


Dalam sesi diskusi bersama, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan, Rosinta Hutabarat, menyampaikan bahwa sebanyak 2.116 orang kader Posyandu se-Tapanuli Utara telah mengikuti workshop cara mengukur dan menimbang bayi dan balita. 


“Semoga sinergi yang kuat antar seluruh pemangku kepentingan dapat membawa perubahan positif bagi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Tapanuli Utara”, ucap kadis Donna Situmeang menutup pertemuan tersebut.


Adapun yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah TPPS Kabupaten Tapanuli Utara, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Tapanuli Utara, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) se-Kabupaten Tapanuli Utara.

Penulis: Alfredo Sihombing 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini