Bau Menyengat Hantui Warga Seputaran Pengeboran Migas di Gampong Meudang Ara

Sebarkan:

 

Aktifitas Pengeboran Sumur Minyak Rayeu C-1A Gampong Meudang Ara, Kecamatan Baktiya, Aceh Utara. 
ACEH UTARA |Pengeboran sumur minyak dan Gas (Migas ) yang dilakukan oleh PT Pema Global Energi (PGE) di Rayeu C-1A Gampong Meudang Ara, Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara, diduga mengeluar bau busuk menyengat hidung yang mengganggu saluran pernafasan serta berdampak terhadap pada aktifitas sehari-hari warga di sekitarnya. 

Bau menyengat tersebut, juga ikut menghantui warga beberapa gampong yang berada di Kemukiman Pante Breuh, kecamatan Baktiya.

Imum Mukim Pante Breh Abd. Hanan Arba yang didampingi oleh Geuchik Alue Keutapang Syahbul MW, saat ditemui oleh awak media pada Minggu, 26/5/2024, mengatakan, bau tersebut dapat tercium hingga ke Gampong Meunasah Bujok pada siang hari. Sementara itu, pada pagi hingga malam hari, bau yang sangat menyengat juga dirasakan oleh masyarakat di Gampong Alue Keutapang, dan Meudang Ara, dan Gampong sekitarnya.

Ia menyebutkan, bau tersebut menyebar mengikuti arah mata angin, sehingga dampaknya dirasakan lebih luas dan mengganggu kenyamanan banyak warga.

"Kita minta pada perusahaan agar ini bisa diatasi secepat mungkin, dan tolong sama-sama dijaga," ujar Ketua Mukim Se-Aceh Utara ini.

Masyarakat berharap pihak perusahaan segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah bau ini agar kehidupan mereka bisa kembali normal tanpa gangguan aroma tidak sedap.

Syahbul MW Geuchik Alue Keutapang juga angkat bicara saat ditemui oleh awak media, dia mengatakan  masyarakat mengeluhkan dampak pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan pengeboran di wilayah mereka. Bau menyengat yang berasal dari aktivitas pengeboran telah mengganggu kehidupan sehari-hari warga, khususnya di bagian utara desa.

"Sejumlah warga Gampong saya menyampaikan pada saya terkait bau tersebut sangat mengganggu hingga mereka terpaksa memakai masker saat beraktivitas di luar rumah. Kami sangat terganggu dengan bau ini, terutama ketika kami pergi ke sawah. Kami harus memakai masker untuk mengurangi bau yang menyengat," ujar Syahbul yang juga bendahara forum Geuchik Baktiya ini.

Selain itu, katanya, masyarakat merasa bahwa perhatian dari pihak perusahaan yang melakukan pengeboran tersebut masih kurang.

 "Kami memohon perhatian khusus dari pihak perusahaan agar bisa diatasi secepat-cepatnya," ujarnya.

Warga berharap perusahaan pengeboran tersebut segera mengambil tindakan untuk mengurangi pencemaran udara dan memperhatikan kesehatan serta kesejahteraan mereka, pungkasnya.

Sementara itu, salah satu warga Meudang Ara Abdul Majid Hasan saat ditemui oleh awak media juga mengeluh terkait bau tersebut. "Kita tinggal dekat dengan perusahaan pengeboran tersebut, sekitar 3 atau 4 meter, tapi kami tidak aman dengan bau dan gangguan mesin yang hidup di perusahaan tersebut luar biasa," ungkapnya.

"Bau yang dikeluarkan itu sangat luar biasa, jangankan di hidung yang kita rasakan, dikain cucian kami bau tersebut susah hilang," ujar Abdul Majid.

Efek dari bau tersebut, masyarakat merasa batuk, hidung tersumbat, dan pernapasan terganggu, kata Abdul Majid Hasan.

Menurutnya, perusahaan tidak menggangu, yang menggangu lingkungan, tolong pihak perusahaan agar bau dan kebisingan ini bisa diatasi dengan segera mungkin.

Hingga berita naik tayang, media ini belum mendapatkan konfirmasi serta informasi resmi dari pihak PT PGE selaku pihak yang bertanggung jawab pada pengeboran sumur minyak di Meudang Ara. (Alman).


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini