Bantuan Pengembangan Obyek Wisata di Desa Naman Jahe Diduga Jadi Ajang Korupsi

Sebarkan:
Teks foto : ilustrasi gambar praktik korupsi. dtk.



LANGKAT | Bantuan Kementerian Desa (Kemendes) tahun anggaran 2023 sebesar Rp400 juta untuk pengembangan amenitas obyek wisata  Danau Telaga Asri di Desa Naman Jahe, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat diduga jadi ajang korupsi oleh pejabat desa setempat.


Pasalnya pembangunan pengembangan amenitas obyek wisata yang menggunakan anggaran APBN tahun 2023 itu, dalam pengerjaannya diduga tidak sesuai bestek.


Indikasi tersebut mencuat disebabkan sebagian bangunan semi permanen yang didirikan dinilai tidak sebanding dengan anggaran yang diterima. Sejumlah kayu disebutkan berkualitas rendah yang dikhawatirkan tidak dapat bertahan lama.


Pantauan di lokasi, didapati prasasti sebagai informasi dari pengerjaan fisik yang dilakukan. Pada prasasti dituliskan tiga item pengerjaan, yakni pembangunan kedai/kafe ukuran 5 m x 6 m, pembuatan gazebo 6 m x 12 meter dan tiga unit gazebo ukuran 3 m x 3 m.


Jika dilihat dari bangunan permanen, tidak banyak menggunakan batu bata. Sebab, bangunan lebih terbuka seperti jambur. Sehingga yang dibutuhkan dalam membangun gazebo ukuran 6 m x 12 m hanya pasir, keramik, besi, kerikil, tanah timbun, kayu, paku, dan seng.


Sama halnya dengan bangunan kedai, sebagian ditutup batu bata dan sebagian lainnya terbuka. Sedangkan 3 unit gazebo lainnya dibangun menggunakan kayu yang sebagian diantaranya menggunakan kayu kelapa yang diduga masih berusia muda.


Sejumlah warga setempat juga menilai, anggaran Rp400 juta sangat tidak pantas jika hanya dibangunkan dengan tiga item. Apalagi satu item bangunan tidak permanen.


"Kalau dihitung-hitung paling semua bangunan itu habis Rp200 juta. Tapi kalau bangunannya ikut serta dengan pembuatan bronjong, kami pikir masuk diakal," kata warga setempat.


Sementara itu, Kades Naman Jahe, Nobdi Nanda Ginting, ketika dikonfirmasi menegaskan, bahwa bantuan Rp400 juta tersebut sudah ditinjau langsung oleh pihak Kemendes. "Inilah semua bangunannya. Biasalah kalau ada pro kontra. Niat saya membangun desa. Yang pasti bangunan ini sudah dilihat langsung pihak Kemendes dua kali dan tidak ada masalah," tegasnya.


Soal bronjong, Nobdi mengakui, bahwa anggarannya berbeda dengan pembangunan gazebo dan kafe. "Bronjong murni dari dana desa sebesar Rp165 juta," kata Nobdi di lokasi wisata Danau Telaga Asri yang mendapat bantuan Kemendes. 


Dia menjelaskan, bantuan Kemendes ini berdasarkan usulan desa untuk pengembangan obyek wisata. "Baik pun kita buat belum tentu baik dilihat orang. Jadi biarlah orang berpendapat buruk, yang terpenting apa yang saya kerjakan sesuai dengan keinginan masyarakat saya," pungkasnya. (Ml/Ism)


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini