Ssst ! Ada Proyek di Duga Titipan Aparat Untuk Pengadaan Lemari Buku, Kades di Deliserdang Pening

Sebarkan:

Lemari Rak Dokumen Desa seharga Rp 9,4 juta 

DELISERDANG
| Tak hentinya Oknum dari Instansi menarik uang Anggaran Dana Desa ( ADD) di Kabupaten Deliserdang. meski dana tersebut sebagian besar belum cair,  namun barang berupa lemari penyimpan buku atau dokumen sudah masuk. Dan hanya tinggal nunggu pembayaran usai pencairan ADD tahap pertama Minggu ini.

Hal tersebut dibenarkan oleh beberapa Kepala Desa yang ditemui wartawan beberapa waktu lalu. Seraya menunjukkan lemari yang sudah di pasok dan tinggal pembayaran saja.

" Untuk harganya itu bendahara desa yang berkomunikasi dengan perantara pemasok yang namanya Ibu JM, harga Rp 9,4 juta gitu. Ibu JM ini dah beberapa kali memasukan pengadaan barang ke Desa, memang pakai penawaran tapi beliaukan titipan instansi jugala, kalau enggak kalau cuma lemari Kitakan bisa tempah sendiri," ujar salah seorang Kepala Desa yang enggan disebut namanya.

Dari informasi yang dikumpulkan, titipan pengadaan lemari berkas model tempel ke dinding. Sebenarnya pihak desa tidak memerlukan kali lemari ini, namun karena sudah dititipkan. Mereka terpaksa membayar juga dengan terpaksa mengganti beberapa rencana kegiatan yang sebelumnya dimusrembang desakan.

" Kalau ada proyek titipan seperti ini sebenarnya tidak ada didalam table rencana pengelolaan ADD dan DD. Lihatla tidak ada itu ditable yang kita buat. Sama juga dengan biaya bimtek atau sifatnya dadakan, makanya pusing kita, tapi apa daya sudah didalam sistem, tak mungkin melawan arus," keluhnya.

Kalau melihat bentuk lemari yang dipasok itu sepertinya harga yang dikeluarkan oleh Desa itu cukup mahal. Kalau perkiraan paling hanya sekitar Rp 4-5 jutaan saja terlalu mahal.

Pihak Desa diwajibkan untuk membeli rak lemari buku itu dengan harga yang sudah mereka tetapkan dan pembayarannya dilakukan pada pencarian anggaran Dana Desa tahap 1 dan tahap 2.

" Iya barangnya sudah masuk seminggu lalu. Pembayaran bendahara yang berhubungan langsung dengan pemasok. Tapi itula terpaksa merubah lagi program yang sudah direncanakan, karena uangnya harus di pakai bayar lemari yang tak begitu penting kali itu," ucap salah seorang Kepala Desa 

Menurut Kepala Desa di Kecamatan Pantailabu, bahwa pembayaran lemari rak buku ini disetor pada oknum berinisial JM. Suruhan oknum Aparat salah satu instansi supaya tidak nampak kali tapi itu titipan mereka.

" Untuk mengelabui bukan titipan, mereka pakai perantara JM ini, kemarin pengadaan juga oknum ini yang mengutip di desa desa dan tentukan harga yang harus dibayar," ucap Kepala Desa.

Terpisah, JM yang dikonfirmasi via seluler membenarkan kalau pemasok lemari buku ke desa tersebut dirinya. Ia mengaku memasukkan penawaran ke desa dan itu tidak dipaksa. Tapi JM mengatakan kalau ia bukan pengusaha pengadaan lemari itu tapi hanya makan gaji.

" saya hanya makan gaji, bukan pemilik usaha pemasok lemari itu. Kita sebelumnya melakukan penawaran ke desa desa dengan harga yang sudah tertera. Lalu mereka ( pihak desa) yang lakukan pemesanan dan siap kita antarkan langsung. Untuk pembayaran menunggu pencairan anggaran desa. Gitulah bang namanya cari makan," ucapnya.

Saat coba ditanya berapa jumlah lemari yang dipasoknya ke desa desa. JM enggan menjawab. Ia tetap menyebutkan kalau ia hanya makan gaji dari kegiatan itu.

Praktisi Hukum Suhendra berpendapat, ini harus di selidiki oleh Aparat Penegak Hukum. Karena kemungkinan besar ada korupsi di pengadaan itu.( Wan)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini