DPRD Dapil 2 Kurang Memperjuangkan Masalah Trowongan

Sebarkan:

Sejumlah pengendara sepedamotor melintas di terowongan Jalan Tol, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan yang kondisinya sudah tidak layak, Selasa (31/1/2023).

BELAWAN | Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan khususnya asal daerah pemilihan (Dapil) 2 dinilai kurang memperjuangkan masalah trowongan yang berada di bawah Jalan Tol Belmera, Selasa (32/1/2023).

Padahal masalah trowongan ini menjadi salah satu lambatnya pembangunan semua daerah atau kawasan yang akses utamanya harus melintasi trowongan. Sebagai contoh, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan.

Dua trowongan Jalan Tol Belmera yang berada di Kel. Sei Mati belakangan ini semakin pendek dan tergenang air jika air pasang dan hujan turun. Akibatnya, pembangunan di kelurahan itu sulit berkembang. Bahkan sebanyak, tiga per empat wilayah Kecamatan Medan Labuhan mengalami hal yang sama.  

"Seharusnya, masalah trowongan itu sudah menjadikan salah satu prioritas program kerja DPRD untuk mencarikan solusinya," kata Rahman, warga Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan.

Sejak dibangun sekitar tahun 80-an, perbaikan trowongan belum pernah dilakukan sehingga trowongan yang dulunya bisa dilintasi kendaraan besar seperti bus dan pengangkut material bangunan sekarang menjadi tidak bisa.

Kondisi sekarang, ukuran trowongan yang dulu cukup lebar, berubah menjadi sempit dengan ukuran sekitar lebar dua meter dengan tinggi hanya sekitar dua meter dan selalu tergenang air dengan ketinggian minimal setengah meter.

"Trowongan inilah yang mengakibatkan kampung kami menjadi payah berkembang dan maju. Bahkan sepedamotor sulit melintas," ujar Jeck Tampubolon, warga yang sama.

Pihak pemerintahan setempat mulai dari kelurahan dan kecamatan sudah berusaha mengajukan surat permohonan ke PT Jasa Marga untuk melakukan perbaikan. Namun, perbaikan yang diharap tidak maksimal atau sekedar perbaikan biasa. 

"Perbaikan hanya sebatas menutup lubang dengan menggunakan aspal, setelah terkena genangan air banjir dua hari, aspal langsung terkelupas," ungkap Jeck.

Sementara itu, tokoh masyarakat Medan Labuhan OK Afifuddin mengatakan untuk mengatasi masalah trowongan tersebut pemerintah sudah saatnya membangun jalan lingkar selatan sepanjang 3 KM yang menghubungkan Kel. Besar dan Kel. Sei Mati.

Ditambahkan, rencana pembangunan jalan lingkar selatan tersebut sudah lama digemakan masyarakat, namun sampai sekarang belum terwujud. 

Selain itu, masih kata OK Afifuddin akibat permasalah trowongan, harga tanah di Kelurahan Sei Mati, Kelurahan Martubung, Keluhuran Besar dan Tangkahan menjadi rendah. Sehingga angka nilai jual opyek pajak (NJOP) tanah yang bisa diraup pemerintah sedikit.

"Yang paling mengkhawatirkan, mobil pemadam kebakaran tidak bisa masuk ke Kelurahan Sei Mati jika ada bencana kebakaran," jelas OK Afifuddin. (RE Maha/REM).



 

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini