Professor Mengabdi USU, Edukasi Desa Wisata Melalui Bumdes di Desa Wisata Bagot Samosir

Sebarkan:


SAMOSIR
| Kabupaten Samosir sudah ditetapkan pemerintah menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), super prioritas dan Global Geopark Network (GGN). Salah sati misi Kabupaten Samosir adalah pariwisata. Desa wisata adalah bahagian dari pariwisata. Desa wisata adalah desa yang memiliki potensi wisata. Desa wisata Bagot Parlondut sudah diresmikan bupati Samosir sejak 11 September 2020. 

Prof. Dr. Erika Revida, MS, dan Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, Guru Besar USU melakukan edukasi tentang Pengembangan Desa Wisata Melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Wisata Bagot Parlondut, Kabupaten Samosir, pada tanggal 2-3 Agustus 2022. 

Professor Erika Revida mengutarakan, pengembangan desa wisata Bagot mempunyai dampak yang luas bagi kehidupan masyarakat desa. Selain dapat meningkatkan pendapatan masyarakat melalui kunjungan wisatawan, juga dapat menciptakan lapangan kerja. Mengurangi pengangguran serta melestarikan lingkungan dan budaya setempat. Desa wisata Bagot sudah mengembangkan minuman dan makanan berbasis Bagot (tuak/nira) seperti bolu Bagot, Ubi Bagot.

"Tim professor mengabdi USU memberi saran agar minuman dan makanan Bagot tidak saja yang original, akan tetapi dapat dikembangkan lagi dengan berbagai rasa yang lain semisal rasa mocca, coklat, strawberry, kopi bagot, bandrek Bagot dan sebagainya," ucap Prof Erika, pada keterangannya, Rabu (3/8/2022).

Lanjut Prof Erika, bolu dan ubi Bagot dapat dikembangkan lagi semisal bika Bagot dan makanan lainnya yang berbahan dasar Bagot sehingga banyak pilihan minuman dan makanan yang dapat dinikmati oleh wisatawan yang berkunjung.

"Pengembangan desa wisata meliputi Atraksi, Akomodasi, Aksesibilitas dan Amenitas (4A). Atraksi merupakan unsur yang sangat penting untuk pengembangan desa wisata  Desa wisata Bagot perlu mengembangkan dan melestarikan atraksi budaya batak lainnya seperti tor-tor, lagu-lagu hingga operet dengan melibatkan wisatawan yang datang berkunjung sehingga menyenangkan wisatawan," tandasnya.

Bumdes yang berasal dari dana desa, sebut Erika, menjadi salah satu solusi dalam mengembangkan desa wisata Bagot. Tujuan Bumdes antara lain untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa dan menjalin kerekatan sosial masyarakat desa. Bumdes bersama-sama dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis) dapat membuka unit usaha desa wisata agar lebih professional dan menguntungkan serta berkelanjutan antara lain dengan penyertaan modal usaha dalam pengembangan desa wisata. 

"Pengabdian masyarakat profesor mengabdi USU diakhiri dengan atraksi pembuatan makanan berbasis Bagot yaitu bolu Bagot. Semua peserta antusias dalam mengikuti acara ini. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta tentang bagaimana teknis pengembangan desa wisata melalui Bumdes," ucapnya. 

Kepala Desa Parlondut, Patar Sitanggang mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan Professor mengabdi ini. 

"Pemerintah Desa Parlondut akan mengalokasikan dana desa untuk Bumdes unit usaha pengembangan desa wisata Bagot," ujar Patar Sitanggang.

Di kesempatan yang sama, Aktivitas Wisata Bagot, Tagor Siboro, mengatakan  pengembangan pariwisata berbasis bumdes ataupun pokdarwis, dimulai dari masyarakat dan mampu untuk berinovasi. 

"Samosir akan tetap berbenah untuk meningkatan ekonomi masyarakat dari sisi pariwisata berbasis muatan lokal," ujar Tagor Siboro.

Dalam kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Ketua Pokdarwis Jekiman Sitanggang, Pengurus Bumdes Desa Parlondut, Ketua Parningotan Sitanggang, Sekretaris Luhm Maroy Malau, Bendahara Jhonson Sinurat, operator Preddy Sitanggang dan Aldo Malau. (OS)



Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini