Gandeng Alan Budikusuma dan Susi Susanti, BTN Targetkan Transaksi Tabungan Bisnis Rp7 T

Sebarkan:

 


Dokumen foto (MOL/Ist)


JAKARTA | PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menggandeng 2 mantan bintang pebulutangkis nasional Alan Budikusuma dan Susi Susanti sebagai endorser Tabungan BTN Bisnis. 


Hal ini menjadi bentuk dukungan Bank BTN terhadap pengusaha lokal yang mengusung produk dalam negeri dan gerakan Bangga Buatan Indonesia


Setelah meluncurkan Tabungan BTN Bisnis pada akhir Maret 2022 lalu, PT BTN (Persero) Tbk, makin gencar meluncurkan ivovasi dengan menyasar pebisnis dari berbagai segmen dan sektor usaha baik yang berada di industri hulu maupun hilir. 


Wakil Direktur Utama (Dirut) Bank BTN, Nixon LP Napitupulu saat media briefing di Jakarta, Kamis (7/7/2022) menjelaskan, Tabungan BTN Bisnis merupakan inisiatif strategis untuk peningkatan dana pihak ketiga ritel melalui pengembangan Current Account and Saving Account berbasis transaksional. 


“Tabungan BTN Bisnis yang memberikan kemudahan transaksi kepada segmen pebisnis seperti SME, perdagangan, properti dan lain-lain, baik secara individu maupun secara institusi, ” tegasnya. 


Pada kesempatan yang sama, Direktur Distribution & Funding Bank BTN Jasmin mengatakan, Tabungan BTN Bisnis dapat menunjang  aliran transaksi di antara para pedagang dari supplier, pengolah bahan baku maupun penjual di rantai bisnis industri. 


“Bank BTN terus berupaya melakukan pendekatan dengan pengusaha yang berbisnis produk buatan lokal/dalam negeri sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI),” katanya.


Apalagi pertumbuhan bisnis produk lokal makin diminati dengan kualitas dan produk yang inovatif. Pertumbuhan bisnis yang pesat perlu didukung layanan perbankan yang mumpuni dan mendukung transaksi.


Hal tersebut juga menjadi latar belakang Bank BTN menjadikan  Alan Budikusuma dan Susi Susanti mantan bintang atlet bulutangkis nasional yang kini menjadi pebisnis produk olahraga menjadi model iklan Bank BTN. 


"Alan dan Susi merepresentasikan pengusaha yang sukses dengan produk lokal yang inovatif dan mampu bersaing dengan produk internasional," kata Jasmin. 


Selain itu, Tabungan BTN Bisnis juga mengandalkan sejumlah fitur menarik untuk mendukung transaksi bisnis para pengusaha. Di antaranya besaran limit transaksi misalnya nilai transfer antar rekening BTN maupun Bank lain lebih besar Selain  itu Tabungan BTN bisnis masih menerapkan bebas biaya transfer dan administrasi.


“Yang juga istimewa dari Tabungan BTN  Bisnis adalah rincian informasi terkait transaksi bisnis yang detail misalnya mencantumkan identitas pengirim dana dan informasi metode transaksi yang masuk, apakah dengan Qris atau EDC dan sebagainya,” kata Jasmin menambahkan.


Bank dengan kode saham BBTN ini menggarap Tabungan BTN Bisnis sejak akhir Maret 2022 dan mencatatkan Number of Account (NOA) atau jumlah tabungan mencapai 15.000 rekening. 


Rp7 Triliun


Sementara Value of Account atau VOA  sekitar Rp1,5 triliun.  Adapun komposisi pemegang Tabungan BTN Bisnis mayoritas atau sekitar 90 persen adalah individu sementara sisanya adalah lembaga. 


“Seiring dengan peningkatan jumlah nasabah, tahun 2022 kami perkirakan volume transaksi Tabungan BTN Bisnis mencapai Rp5 hingga Rp7  triliun,” katanya.


Dengan Tabungan BTN Bisnis, Jasmin berharap Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank BTN semakin besar terutama porsi Current Account & Saving Account (CASA). Per Mei 2022, DPK  tumbuh positif sebesar 7,57 persen (YoY) dimana secara Rasio CASA tumbuh 2,83 persen (YoY) dari 41,24 persen (Mei 2021) menjadi 44,08 persen (Mei 2022).


Sebagai informasi, Bank BTN juga menawarkan solusi finansial lain seperti pinjaman Kredit Usaha Rakyat atau KUR dengan nilai pinjaman hingga Rp 500 juta bagi para pebisnis yang membuka  Tabungan BTN Bisnis. 


Tabungan BTN Bisnis ditargetkan  dapat menyentuh kisaran Rp4 hingga Rp7 triliun dan jumlah NOA dapat mencapai sekitar 40.000 rekening. Tabungan BTN Bisnis akan menjadi salah satu andalan Bank BTN dalam mengejar target pertumbuhan DPK tahun ini yang dipatok tumbuh 9 hingga 11 persen. (ROBS/REL)




Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini