LANGKAT | Mantan Kepala Desa (Kades) Minta Kasih Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat berinisial TST, diduga selewengkan dana desa selama menjabat sebagai kepala desa.
Indikasi dugaan penyelewengan dan KKN ini menurut warga terlihat saat banyaknya keluarga kades tersebut menjabat di struktur Pemerintahan Desa
"Oknum Kepala Desa Minta Kasih ini diduga menempatkan keluarganya untuk menjabat di struktur Pemerintahan Desa. Hampir semua jabatan di desa diduduki oleh keluarga mantan Kades itu," kata warga yang namanya enggan disebutkan.
Beberapa warga juga mengatakan kalau semasa menjabat, oknum mantan Kades berinisial TST tidak pernah transparan atau terbuka dalam menggunakan Dana Desa (DD) yang dikelolanya.
"Misalnya seperti pembangunan rabat beton yang dibuat di Dusun I, Cankulan pada tahun 2019 silam, dimana jalan tersebut tidak jelas manfaatnya bagi masyarakat Desa Minta Kasih," jelas warga.
Di tahun 2021, saat jabatan oknum Kades TST akan berakhir, ada pembangunan 10 sumur bor yang tersebar di 6 dusun, namun warga tidak tahu pasti berapa anggaran yang digunakan untuk masing-masing pembuatan sumur bor tersebut, karena plang pemberitahuan anggaran tidak pernah terpasang.
"Kalaupun dipasang hanya sebentar saja untuk pengambilan foto. Dalam pembuatan sumur bor tersebut ada juga dipasang tabung dan alat pompa air listrik di sumur bor lama milik warga yang sebelumnya juga sudah ada, yakni di Dusun I Cankulan dan Dusun II juga telihat pembuatan sumur bor yang dibuat tepat disamping kandang burung puyuh milik oknum mantan Kades Minta Kasih TST. padahal di lokasi itu hanya ada ternak puyuh milik mantan Kades, artinya manfaat dari pembuatan sumur bor tersebut hanya untuk Kepentingan oknum mantan Kades," papar warga.
Sementara itu, salah seorang warga lainnya menambahkan bahwa selama menjabat, mantan Kades tersebut sering kali membuat sumur bor, namun sumur bor yang diperkirakan sudah mencapai hampir 50 titik itu kebanyakan sudah tidak terawat dan tidak dapat digunakan lagi.
"Mungkin karena hanya mikirkan dapat untung banyak, jadi mantan kades ga perduli dengan perawatan," ujar warga lain.
"Kabarnya satu titik pembuatan sumur bor dianggarkan hampir Rp 30.000.000, padahal kita bisa lihat bahan yang digunakan hanya tabung air, pompa Air listrik, pipa air dan yang paling saya herankan, arus listrik untuk menghidupkan pompa air sumur bor diambil dari rumah warga terdekat, akibatnya sering arus listrik warga banyak yang kurang daya dan padam. Bahkan arus listrik ada yang diambil langsung dari tiang listrik," paparnya.
Sementara itu mantan Kades Minta Kasih berinisi TST ketika dikonfirmasi melalui pesan whatsapp terkait anggaran pembangunan sumur tersebut, belum memberikan jawaban dan mengatakan akan melakukan kordinasi dahulu kepada pihak terkait dalam masalah ini.