Warga Keluhkan Dampak Lingkungan Berkepanjangan Pembangunan Bendungan Lau Simeme

Sebarkan:

Kendaraan pengangkut Material Pembangunan bendungan Lau Simeme Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deliserdang, Senin 13/03/2022.

DELISERDANG |
Pembangunan Bendungan Lau Simeme di Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deliserdang hingga kini masih berlangsung. Dampak lingkungan dari kegiatan ini juga berkepanjangan. Proses pembebasan lahan yang dampak pembangunan dengan masyarakat sekitar lokasi pembangunan tidak di tangani secara cermat oleh penanggung jawab proyek mengakibatkan progres menjadi molor.

Sengketa ganti rugi lahan dengan sejumlah masyarakat di wilayah itu bergulir hingga sampai ke pengadilan. Namun kini di kabarkan kalau proses sengketa lahan dengan  beberapa masyarakat  sudah selesai. Hanya tinggal menunggu proses administrasi dokumen dari instansi terkait. 

Sementara warga terdampak proyek Pembangunan Bendungan Lau Simeme berharap agar Pemerintah mempercepat kesiapannya, karena dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan itu sangat dirasakan oleh masyarakat. Ini sudah hampir 5 tahun dampaknya, dari jalan  umum desa yang rusak  karena dilalui kendaraan proyek. Sungai tercemar menjadi keruh dan kering pada saat kemarau namun menjadi banjir besar saat musim penghujan.

Selain itu pencemaran air sungai juga menyebabkan peternakan ikan di hilir sungai menjadi terganggu. Begitu juga dengan pengelola tempat wisata pemandian Sungai Seruai Biru Biru yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan, kini sepi dari pengunjung.

"Air sungai seruai biru biru sudah tercemar proyek Pembangunan Bendungan Lau Simeme, air kadang keruh sekali, musim panas air sedikit sekali namun musim hujan macem banjir bandang, tidak asri seperti dulu, ini berdampak pada wisatawan yang biasa datang ke pemandian kami, kini sudah sepi sekali, usaha wisata pemandian kami nyaris tutup," ucap Ginting salah seorang pengelola. 

Terpisah, Camat Biru Biru, Dani Mulyawan Simatupang, saat dikonfirmasi terkait sengketa lahan antara warganya dengan pengelola proyek bendungan Lau Simeme mengatakan sudah tidak ada lagi sengketa. Kini proses hanya tinggal administrasi dokumen saja di instansi terkait. 

" Untuk masalah sengketa dengan warga tidak ada, hanya 19 orang lagi kemarin, Itupun mereka tidak tinggal di sini, kalau masalah ganti untung sudah selesai, kalau mereka tidak mau ya mereka yang rugi," jelas Dani.

Dani juga menambahkan, kalau  Pemerintah Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deliserdang, tentunya berharap akan proses percepatan pembangunan segera terlaksana. Agar kondisi lingkungan dan dampak dari proyek juga cepat selesai.

Tentu saja dampak lingkungan itu ada, itukan prospek besar namun kemanfaatannya nanti juga sangat besar bagi masyarakat. Kalau dampak pencemaran lingkungan pasti ada seperti semen semen yang jatuh ke sungai dan lainnya , hingga kerusakan jalan akibat kendaraan operasional.

" Kemarin Gubsu juga sudah menyampaikan terkait dampak lingkungan akibat proyek itu, meminta percepatan pembangunan dan pemulihan lingkungan sekitar," sebut Dani. 

Bendungan Lau Simeme adalah proyek Nasional yang di bangun dengan biaya 1,38 triliun dan di mulai pengerjaannya tahun 2017 lalu. Diharapkan dapat menampung 28 meter kubik air.

Proyek pembangunan bendungan ini dimaksudkan untuk keuntungan masyarakat Sumatera Utara, diantaranya memenuhi ketersediaan air baku PDAM Tirtanadi sebesar 3000 liter perdetik, sebagai penyuplai air irigasi di Wilayah Bandar Sidoras seluas 3.082 hektar dan areal irigasi Lantasan seluas 185 hektar lahan pertanian.(Wan)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini