Seratusan Warga Unras di Polrestabes Medan, Minta Bebaskan 2 Warganya yang Ditangkap

Sebarkan:

  
IMassa saat unjukrasa


MEDAN | Ratusan warga yang tergabung dari masyarakat Bulan Swari yang berdomisili di Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang melakukan unjuk rasa (unras) di Polrestabes Medan untuk meminta 2 warganya yang tak bersalah ditangkap, agar dilepaskan, Sabtu (5/3/2022).

Pantauan wartawan di lokasi, tampak  masyarakat Bulan Swari yang terdiri dari kamu ibu-ibu, pria dan remaja membentangkan spanduk tuntutan yang bertuliskan "Bebaskan Josua Simamora dan Dani Limbong atas main tangkap tanpa melalui prosedur. Agar Kapolda Sumut dan Kapolrestabes Medan terkait laporan YZ tetap menjunjung profesionalis Polri.

Terkait perkara ini, Bapak Kapolda dan Kapolrestabes tidak melakukan investigasi. Tangkap dan hukum pelaku terkait pengancaman yang dilakukan dengan senjata tajam terhadap masyarakat Dusun Bulan Swari Desa Amplas. Ungkap fakta atas permasalahan ini."

Tak lama setelah melakukan orasi tuntutannya, perwakilan dari warga dipersilahkan masuk ke Polrestabes Medan oleh pihak kepolisian untuk dilakukan mediasi. Sementara seratusan warga memilih untuk berteduh untuk menghindari panas terik matahari.

Setelah satu jam, sejumlah perwakilan warga keluar dari Mapolrestabes dan memberitahukan ke warga yang lain bahwa Josua Simamora dan Dani Limbong tidak dapat dikeluarkan karena akan di proses. Mendengar hal itu seratusan warga dengan spontan berlari ke depan pintu masuk Mapolrestabes sembari berteriak histeris meminta dua warganya dibebaskan.


Mengetahi hal itu petugas pos penjagaan langsung menutup portal dan berjaga di depan pintu masuk. 

Tak lama Wakapolrestabes Medan AKBP Yudhi Hery Setiawan datang menghampiri massa dan berusaha menenangkan situasi. Namun massa tetap meminta 2 warga yang tak bersalah itu dilepaskan.

Setelah percakapan antara Wakapolrestabes dan warga itu berlangsung beberapa menit, akhirnya warga kembali berteduh untuk berkompromi guna memilkirkan langkah selanjutnya.

Koordinator aksi, Rosna br Sihombing yang diwawancarai mengatakan sebelum 2 warga yang tak bersalah itu ditangkap, beberapa waktu lalu telah terjadi bentrokan hanya masalah sepele di Desa Amplas. 

"Pada (21/1) sekira pukul 12.00 WIB, seorang pekerja bangunan di Smart School Jalan Tanjung Bunga Desa Amplas, Sabar Silalahi (40) mendapat laporan dari salah seorang wali murid bahwa handphonenya terjatuh d lingkungan sekolah. Sabar kemudian bertanya ke sejumlah warg termasuk pemilik warung di dekat Smart School, Jonathan Waruwu," ujarnya.

Lanjut Rosna, Jonathan mengarahkan Sabar agar bertanya kepada pada JD yang tinggal tak jauh dari lokasi. Sabar bergegas menemui JD di rumahnya dan langsung bertanya. Namun Sabar mendapat sambutan tidak baik, dimana JD mengancam Sabar dengan pisau.

"Merasa nyawanya terancam, Sabar langsung meninggalkan lokasi untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Namun JD dan sejumlah temannya mengejar Sabar lalu menikam tubuhnya. Sabar yang terluka parah berupaya menyelamatkan dirinya menuju rumah Kepling setempat sembari berteriak minta tolong," ungkapnya.

Warga lainnya yang mengetahui hal itu sambung Rosna, berusaha membantu korban. Akhirnya kedua belah pihak terlibat bentrok. Akibat bentrokan tersebut kedua belah pihak mengalami luka-luka. Selanjutnya Sabar dan sejumlah warga lainnya membuat laporan ke Polsek Percut Sei Tuan.

"Beberapa hari setelah korban membuat laporan ke Polsek, pelaku yang menikam Sabar justru membuat laporan ke Polrestabes Medan. Namun pada, Rabu lalu Josua Simamora dan Dani Limbong ditangkap polisi. Sementara pelaku yang dilaporkan ke Polsek justru masih bebas berkeliaran," bebernya.

Ditambahkannya, unras yang mereka lakukan hari ini karena tidak terima kalau 2 warga itu ditangkap. Sebab kedua warga itu tidak terlibat dalam bentrokan beberapa waktu yang lalu. 

"Josua dan Dani tidak ada terlibat bentrokan. Namun mereka berdua justru ditangkap. Kami tidak terima jika orang yang tidak bersalah ditangkap. Orang yang bersalah dan sudah dilaporkan ke Polsek Percut Sei Tuan justru masih bebas berkeliaran. Kami berharap agar polisi jeli dalam kasus ini," harapnya. (ka) 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini