Rudi Hartono Bangun: Direksi Tak Serius Benahi Pelayanan Rakyat Sebaiknya Mundur

Sebarkan:


JAKARTA |
Kinerja jajaran Direksi BUMN sektor transportasi, yakni PT.KAI, Perum Damri dan PT.ASDP (Persero) mendapat sorotan tajam dari publik. Bahkan Komisi VI DPR memperingatkan direksi BUMN yang tak mampu membenahi pelayanan terkait agar sebaiknya tahu diri. 

"Kalau masalah persoalan tiket saja tidak bisa dibenahi, saya nilai Direksi KAI gagal, ya mundur saja. Karena itu, harus diantisipasi ketersediaan kursi dan gerbong K, jangan sampai rakyat tidak terlayani," kata  Anggota Komisi VI DPR, Rudi Hartono Bangun dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI Rapat Dengar Pendapat dengan Dirut PT. Kereta Api Indonesia (Persero), Dirut PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Dirut PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) dan Direktur Utama Perum Damri, terkait Pembahasan Mengenai Kesiapan BUMN Transportasi Menghadapi Hari Raya Idul Fitri, di Jakarta, Selasa (29/03/2022).

Lebih jauh kata Rudi, pihaknya tidak mau mendengar ada rakyat yang tidak bisa membeli tiket untuk pulang kampung merayakan Idul Fitri 2022. "Jangan coba-coba mendekati Lebaran ini ada kenaikkan harga tiket. Karena menjelang hari H, biasa harga melonjak," ujarnya.

Politisi Nasdem ini menjelaskan bahwa biasa KA penumpang jarak jauh jurusan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta KA jurusan Medan-Aceh cukup padat penumpangnya. Sehingga ketersediaan gerbong KA perlu harus tepat. "Jauh-jauh hari harus ada sosialisasi kepada masyarakat, bahwa kursi penumpang tetap banyak tersedia untuk KA segala kelas. Sehingga masyarakat merasa terlayani," ungkapnya.

Legislator dari Dapil Sumut III juga menyoroti pelayanan PT.ASDP dan Pelni, khususnya untuk kelas III yang dinilainya tidak layak. "Saya mengingatkan kapal-kapala milik ASDP yang melayani Merak-Bakaheuni, harus selalu dichek peralatannya, jangan mengabaikan keselamatan jiwa penumpang," tuturnya. 

Pihaknya, kata Rudi, tidak ingin kejadian kasus tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara, mengalami kecelakaan pada 12 Juni 2018 lampau. "Peristiwa seperti, jangan terulang lagi. Oleh karena itu, saya ingatkan pelayanan, jangan bersikap aji mumpung," tegasnya.

Terkait pelayanan PT.Pelni, Rudi menyoroti pelayanan penumpang untuk kelas III yang dinilainya tidak layak. Artinya masih perlu pembenahan, karena itu perlu diperhatikan tingkat kebersihan dan kesehatannya. "Saya mendapat laporan dari seorang penumpang yang juga konstituen, dia ditemani kecoa saat tidur di Kelas III," paparnya.

Bahkan, kata Rudi, sarana dan prasara penumpang Kelas III kurang memadai, alias kotor dan banyak kutu. "Makanya, saya ingatkan jangan sampai Direksi tidak bisa melakukan gerakan untuk membenahi kelayakan kapal. Dengan kata lain, Direksi dan jajaran manajemen tidak sekedar duduk enak di kantor, namun tidak tahu soal kondisi dalam kapal," pungkasnya. 

Di tempat yang sama, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengaku KAI mengantisipasi tingginya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik dengan menyiapkan penambahan 35 perjalanan kereta api dengan mengoptimalkan sarana siap operasi yang tersedia. 

KAI juga terus meningkatkan kewaspadaan keamanan dan ketertiban perjalanan kereta api dengan mengerahkan petugas keamanan sebanyak 1.642 personil yang tersebar di Daerah Operasi dan Divisi Regional. "Dan yang paling penting adalah pengawasan protokol kesehatan dan kapasitas angkut penumpang sesuai ketentuan," terangnya.

Menurut Didiek, dalam rangka menghadapi Angkutan Lebaran tahun 2022, yang pertama pihaknya melakukan kegiatan ramp check atau inspeksi kelengkapan standar pelayanan minimum di sarana perkeretaapian. KAI terakhir menyelenggarakan mudik Lebaran pada masa normal sebelum pandemi yaitu 2019. Pada 2020, saat Covid-19 mewabah, KAI tidak menyediakan angkutan lebaran "Dan tahun 2021 penyelenggaraan angkutan lebaran sangat terbatas hanya penambahan beberapa kereta yang tidak maksimal," imbuhnya.(rel)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini