Abrasi Sungai Arakundo Ancam Dayah Lueng Angen, Pemerintah Diminta Pasang Batu Gajah

Sebarkan:

Tokoh Masyarakat Lueng Angen, sedang meninjau bantaran sungai di belakang bangunan Dayah 

ACEH UTARA
I Dayah Darul Huda Lueng Angen Pimpinan Ulama Kharismatik Aceh, Teungku Muhammad Daud Ahmad atau lebih dikenal dengan sapaan Abu Lueng Angen, di Gampong Krueng Lingka, Langkahan Aceh Utara, berlokasi tidak jauh dari bantaran sungai Arakundo, terancam Abrasi.

Dayah ini merupakan salah satu dayah Salafi murni di Aceh, yang menampung sekitar 4500 santri/wati dari berbagai daerah di sejumlah provinsi di indonesia datang untuk mondok dan menimba ilmu agama di Dayah tersebut.

Pantauan awak media dilapangan, sekitar 20 meter dibelakang bangunan Dayah dan berhubung langsung dengan sungai Arakundo yang airnya mengalir deras dikhawatirkan akan terus mengikis bantaran sungai mengakibatkan abrasi dikhawatirkan akan ikut menyeret bangunan dayah kedalam sungai.

Kekhawatiran ini, mendapat sorotan  beberapa tokoh masyarakat (tomas) setempat, dan menurut mereka air sungai Arakundo sejak beberapa tahun ini sering meluap, apalagi diwaktu musim hujan hingga banjir sering melanda pemukiman warga. 

Tgk Ahmad Yani sapaan akrab Abi Paya Tukai didampingi Tgk Abdulah dewan guru Dayah Darul Huda Lueng Angen bersama Ketua LSM Acheh Future  Razali Yusuf (Cekli) saat ditemui media ini, Sabtu (8/2/2022) mengatakan, air sungai Arakundo sering meluap apalagi saat curah hujan tinggi, sehingga bantaran sungai terkikis air membuat abrasi dan mengancam bangunan Dayah Darul Huda.

Saat ini abrasi semakin parah akibat luapan air sungai, karena besarnya debit air sehingga mengakibatkan adanya kerukan bantaran sungai di belakang bangunan bilik santri yang berlantai tiga. 

Pihaknya kawatir abrasi sungai ini akan mengancam bangunan Dayah, oleh karena nya, kita sangat berharap kepada pemerintah Aceh dan Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 untuk segera memasang bangunan batu gajah. Jika tidak, Abrasi sungai ini akan meruntuhkan bangunan Dayah, ujar Abi Paya Tukai 

Abi juga menjelaskan, bantaran Sungai Arakundo yang berada dibelakang bangunan Dayah Darul Huda Lueng Angen harus diberi tumpukan batu gajah atau di bagian sisi sungainya agar lebih kuat menahan abrasi dari hantaman air di saat banjir melanda seperti sekarang ini.

"Abrasi sungai di belakang Dayah Darul Huda telah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Namun kondisinya semakin parah, sejak hujan deras dalam seminggu terakhir ini. Sekitar 100 meter bantaran sungai terkikis  dan sudah mengancam keselamatan bangunan Dayah, makanya harus segera di antisipasi.

Penanganan serius harus segera dilakukan pemerintah, sebelum terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Apalagi di Dayah Darul Huda Lueng Angen ada sekitar 4500 para santri," harap Abi Paya Tukai.

Sementara itu, Ketua LSM Acheh Future Razali Yusuf yang akrab disapa Cekli mengatakan kerusakan bibir sungai Arakundo tepatnya di belakang bangunan Dayah Darul Huda di akibat hantaman derasnya air dan sudah mengkwatirkan keberadaan Dayah dan para santri. 

"Bantaran sungai ini butuh penanganan permanen agar dewan guru dan para santri Dayah tidak dihantui rasa takut terhadap ancaman bencana, kerusakan bibir sungai ini sekitar lebih kurang 700 meter" tutur Cekli.

Hemat Cek li, " galian C di seputaran bangunan dayah juga harus di tertibkan, karena akibat galian C, berakibat longsor tebing sungai. Kita sangat berharap perhatian pemerintah atau anggota DPR RI asal Aceh, untuk segera menanggulangi", tandasnya. (alman).


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini