Warga Deliserdang Kesal Merasa Diteror Vendor P2TL PLN

Sebarkan:


DELISERDANG |
PT PLN ( Persero) Wilayah Rayon Lubukpakam tak mau repot dan berurusan dengan masyarakat. Untuk menekan losis perusahaan dan melakukan penertiban pencurian tenaga listrik ( P2TL) sudah menggunakan jasa eksternal atau  perusahaan vendor.

Tak ayal hal ini menjadi teror bagi masyarakat. Pasalnya petugas yang beraksi di lapangan masih tidak mengerti hak pelanggan. Sembrono memasuki pekarangan rumah warga apa lagi mereka mendatangi rumah warga di masa pandemi Covid-19 saat ini. Warga banyak mengaku resah dengan sepak terjang orang orang yang memakai seragam pegawai PLN menyatroni rumah rumah warga.

Taufik, warga Lubukpakam, mengaku keberatan dengan sepak terjang orang orang memakai atribut perusahaan plat merah ini, Taufik menganggap mereka seperti tak memahami cara menghadapi pelanggan. Main hantam kromo dan diduga bukan terdiri dari orang orang yang mempunyai kompetensi di bidang P2TL.

"Sembarangan saja, itu meteran masyarakat sudah pernah diperiksa PLN resmi apa belum, banyak yang tak bersegel dari mulai dipasang, meteran listrik PLN itu pernah ditera ulang apa tidak, puluhan tahun tak pernah dirawat, kalau segel putus bisa saja namanya barang lama, entar masuk petugas ngaku dari P2TL di putus warga di denda, inikan gawat kalau kerja begini," ucapnya.

Dikatakan Taufik, ada pelanggan atas nama Kholaludin warga Jalan Pendidikan Lubukpakam, serombongan orang memakai atribut PLN mengaku petugas P2TL rayon Lubukpakam memeriksa rumah warga yang hanya ditunggui anak kecil tak tau apa apa. Katanya ada kesalahan listrik langsung diputus. 

Hal senada disampaikan oleh Ketua LSM Strategi Kabupaten Deliserdang Indra Prasetyo, Kamis (23/12/2021), yang mengecam kinerja PLN Wilayah Sumatera Utara. 

Indra mengaku heran dengan kinerja PLN, mengapa hal yang krusial seperti pemeriksaan pencurian arus listrik itu harus memakai jasa buruh kontrak atau vendor, itukan seperti melaga masyarakat dengan masyarakat.

"Sudah seperti leasing saja PLN ini, peralatan listrik mereka saja tak pernah mereka rawat. Kwh meter itu kalau tak mati atau terbakar ya tak akan dicek cek. PLN ini cuma mau untungnya saja. Sementara hak hak pelanggan itu diabaikan, untuk alat ukur kWh meter tak pernah ditera ulang, segel segel tak pernah diperbarui pakai berita acara resmi, buat itu dulu baru periksa rumah orang, jangan asal periksa saja. Tak banyak warga yang tau tentang listrik ini," ujar Indra.

Indra meminta kepada pihak berkepoten agar memeriksa kinerja PLN Wilayah Sumatera Utara dalam kerjasama dengan vendor untuk pelaksanaan P2TL yang meresahkan warga ini.(wan)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini