Guru SMA Negeri 1 Siborongborong Ajak Masyarakat Jaga Ketahanan Pangan Lewat Tanaman Organik

Sebarkan:

TAPUT | Masuknya Virus Covid-19 (Sars Cov-19) membuat segala pola kebiasaan manusia banyak mengalami perubahan. 

Sejak awal maret 2020 Corona Virus Disease telah masuk dan menyerang Indonesia. Memukul mundur pertumbuhan perekonomian, membuat segala rencana dan kebijakan berubah, termasuk beribadah, belajar, dan bekerja yang diharuskan oleh pemerintah lewat rumah masing-masing. Tak terkecuali pendidikan,  lewat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Pemerintah Pusat mengeluarkan peraturan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (secara daring/online) sesuai Surat Edaran bernomor 4 tahun 2020 yang ditandatangani Mendikbud RI Nadiem Makarim pada 24 Maret 2020. Surat Edaran ini berisi tentang bagaimana memprioritaskan kesehatan para siswa, guru, dan seluruh warga sekolah, termasuk keputusan pemerintah membatalkan ujian nasional (UN) 2020, ungkap Ibu Marala Situmorang Guru SMA N 1 Siborongborong.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang sudah berlangsung selama setahun membuat segala peradaban berubah. Pembelajaran yang seyogianya kita lakukan didepan kelas menjadi terhenti dan berubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh. Salah satu tantangan yang paling sering dihadapi guru dan peserta didik melaksanakan pembelajaran secara daring adalah ketersediaan dan kualitas jaringan telekomunikasi, kami hanya bisa belajar menggunakan Aplikasi Google Class Room, itu pun tak jarang ada peserta didik yang terkendala untuk belajar karena tidak adanya koneksi jaringan di tempat tinggalnya. Tantangan terberat bagi kami karena tidak dapat secara langsung berkomunikasi dengan anak didik kami. Begitu banyak yang harus kami lakukan dan sampaikan pada  anak didik kami, namun Covid19 berhasil menghalangi kami.

Pandemi covid 19 sungguh membuat dada para Guru SMA Negeri 1 Siborong-borong terasa sesak namun tak dapat berkata banyak dan harus tetap menjalani nya demi melaksanakan anjuran pemerintah dan menjaga kesehatan di masa darurat kesehatan kini.

Waktu Itu Adalah Uang, " Ini merupakan salah satu hal yang selalu kami tanamkan pada peserta didik kami. Kiranya peserta didik dapat menghargai waktu dengan baik agar tetap produktif di masa pandemi ini. Sebagai seorang Guru di SMA Negeri 1 Siborongborong, saya mencoba belajar mengaplikasikan apa yang pernah saya pelajari yaitu Pembuatan Pestisida Nabati dan Pupuk Organik," katanya, Senin (5/4/2021).

" Saya coba menggunakan Pestisida Nabati dan Pupuk Organik pada Tanaman Padi. Selain mengisi waktu yang sudah sangat lama menunggu berakhirnya Pandemi Covid-19, saya ingin ikut serta membantu Pemerintah dalam mewujudkan Ketahanan Pangan.  Ketersediaan sumber pangan tiap rumah kita sendiri secara tidak langsung mengurangi beban pemerintah dalam menyediakan bahan pangan di daerah kita. 

Saya seorang guru kimia ingin mengajak masyarakat di Tapanuli Utara khususnya untuk mulai menggunakan Pestisida Nabati dan Pupuk Organik pada tanaman salah satunya Tanaman Padi," lanjut Dia.

Secara harafiah, pupuk organik adalah pupuk yang tersusun materi makhluk hidup seperti pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, bentuknya dapat berbentuk padat ataupun cair yang mengandung Unsur Hara (unsur Makro dan Unsur Mikro) yang dibutuhkan setiap tanaman dalam jumlah banyak  dalam bentuk organik yang berfungsi memenuhi kebutuhan tanaman dan pengaflikasiannya lewat daun yang berarti tanpa membebani akar tanaman dan tanah, sehingga dapat  mengembalikan kesuburan tanah, hasil tanaman sehat di konsumsi,menjadikan tanah sehat dan ramah lingkungan. Sedangkan pestisida nabati sendiri memiliki pengertian pestisida yang bahannya berasal dari tanaman/tumbuhan yang dapat mengendalikan hama pada tanaman.

Penggunaan Pestisida Nabati dan Pupuk Organik dapat mengurangi biaya produksi dan menjaga kelestarian Tanah dan kesetimbangan ekosistem tanpa mengurangi produksi.

Penggunaanya tidak dapat dilakukan 100% pada tanah yang sudah dipakai menggunakan pupuk kimia. Kita harus menggunakannya secara perlahan, untuk memulihkan keadaan tanah. Padi Organik dapat menghasilkan 300 -450 Butir padi tiap malai/ untaian (Biur Dalam Bahasa Batak) dengan jumlah yang begitu banyak, dapat dipastikan batang padi tinggi dan besar. Menurut Marala, bahan untuk membuat pestisida nabati dan pupuk organik dapat kita peroleh dan temukan dengan mudah karena berasal dari tanaman dan tumbuh-tumbuhan.

" Mari masyarakat Tapanuli Utara, Jaga Ketahanan mulai dari ketersediaan Pangan untuk keluarga di rumah agar mengurangi beban Pemerintah. Penggunaan Pestisida Nabati dan Pupuk Organik membuat hasil panen melimpah, sehat dan ramah Lingkungan. Saya sudah membuktikannya, saya tunggu anda juga berhasil ya menerapkan nya," tutup Marala dengan semangat dan penuh harap. (Alfredo/Edo)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini