Pilkada Kota Medan, Masalah Infrastruktur Masih Menjadi Tugas Tugas Berat Kepala Daerah Terpilih

Sebarkan:
MEDAN | Julukan Kota Medan "Sejuta Lobang" sempat mengejutkan sekaligus memalukan warga Medan, beberapa waktu lalu. Apa lagi orang yang menyebutkan hal tersebut adalah orang yang sangat berpengaruh di negara ini.

Untuk menghilangkan sindiran itu, Pemko Medan terpaksa bekerja ekstra memperbaiki semua jalan yang rusak dan berlobang. Namun sampai sekarang belum membuahkan hasil maksimal.

Jalan belobang di ibu kota Provinsi Sumatera masih banyak terutama daerah pinggiran seperi pada empat kecamatan Medan bagian Utara, Kec. Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Deli dan Medan Belawan.

Beranjak dari hal tersebut, perbaikan infrastruktur jalan dan drainase masih menjadi tugas berat kepala daerah atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan terpilih hasil Pilkada seretak 9 Desember 2020.

"Kita butuh calon kepala daerah yang telah memiliki konsep atau blueprint tentang penangan infrastruktur Kota Medan. Agar masyarakat tahu mana calon kepala daerah yang layak untuk dipilih nantinya," kata politisi Partai Glora M Nasir, Selasa (18/82020). 

Masih terlait dengan infrastruktur Kota Medan, mantan politisi PKS ini menilai pasangan Bobby Nasution dan Aulia Rahman memiliki peluang untuk menuntaskan hal tersebut. Asalakan pasangan yang diusung Partai Gerindra dan PDIP ini serius dan memiliki konsep yang jelas untuk mengatasinya.

"Infrastruktur Kota Medan ini sudah sangat memperihatinkan, banyak jalan yang gersang, berlobang dan berdebu, seperti Jalan Pancing 1 Matubung. Auliakan anak Medan Utara dan dia harus sudah punya konsep untuk mengatasi jalan tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, tokoh politik Medan bagian Utara M Nasir menilai bacalon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Aulia Rahman satu pasangan melenial dan perlu banyak belajar tentang birokrasi, Sabtu (15/8/2020).

"Dua calon ini berlatar belakang pengusaha yang masih muda dan belum pernah menjadi birokat. Sehingga mereka harus banyak belajar tentang birokrasi karena cara memimpin perusahaan berbeda dengan cara memimpin pemerintahan," katanya.  

Selain itu masih kata Nasir, keduanya harus mampu merendahkan diri untuk mau belajar kepada kepala daerah senior atau mantan Wali Kota dan Wakil Wali Kota seperti Bahtiar Jafar dan lainnya. "Senior tersebut memiliki pengalaman dan ide yang perlu dikembangkan. Saya juga berpesan agar keduanya jangan lupa bahwa tugas berat menanti jika kelak terpilih menjadi kepada daerah," kata mantan anggota DPRD Sumut dan Kota Medan, itu.

Disinggung tentang kemungkinan akan adanya peningkatan pembangunan Kota Medan jika pasangan yang diusung PDIP dan Gerindra ini terpilih. 

Nasir menilai pelung itu sangat terbuka mengingat Bobby Nasution merupakan menantu Presiden RI yang juga sebagai kepala pemerintahan.

"Pengalaman saya selaku anggota DPRD menunjukkan hubungan emosional pejabat daerah dengan pejabat pusat sangat berpengaruh terhadap perolehan DAU dan DAK. Jadi kalau Bobby menjadi Wali Kota, besar kemungkinan dia akan gampang bertemu dan bicara dengan menteri atau pejabat di pusat terkait pembangunan yang pendanaannya bersumber dari APBN," ucapnya. (RE Maha/REM)


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini