Benarkah Indonesia Sudah Temukan Obat Corona?

Sebarkan:
Foto ilustrasi: iStock
JAKARTA | Obat virus Corona COVID-19 hingga kini belum ditemukan. Namun, menurut laporan penelitian yang dilakukan oleh TNI AD, Badan Intelijen Nasional (BIN) dan Universitas Airlangga (Unair), terdapat beberapa kombinasi obat yang disebut dapat menyembuhkan pasien Corona.

Kombinasi obatlopinavir-ritonavir-azitromisin,lopinavir-ritonavir-doksisiklin, danhidroksiklorokuin-azitromisin, disebut telah diuji klinis pada 754 pasien. Kini statusnya tinggal menunggu izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI), Prof Dr Keri Lestari, MSi, Apt, menganggap masih terlalu dini menyebut Indonesia menemukan obat Corona. Ia menyebut perlu menunggu hasil evaluasi uji klinis dari BPOM.

"Yang dipublikasikan hasil uji klinis, bukan mempublikasikan bahwa obat ini bisa. Jadi nanti memang benar kalau hasil uji klinisnya sudah ada dan akan di submit ke Badan POM untuk dievaluasi," kata Prof Keri, Minggu (16/8/2020).

"Kemudian nanti dilihat untuk kemungkinan apakah tiga-tiganya bisa diedarkan atau tidak," tambahnya.

Prof Keri menjelaskan BPOM akan bertugas untuk mengevaluasi tingkat keamanan dan efektivitas kombinasi obat tersebut.

"Jika ternyata bisa diedarkan pasti BPOM akan memfasilitasi secepat mungkin," ucapnya.

Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, PhD, mengatakan bahwa hingga kini kombinasi obat tersebut belum bisa dikatakan sebagai obat Corona hingga ada keputusan dari BPOM.

Menurut Utomo, publikasi yang diberikan TNI AD terkait hasil uji klinis kombinasi obat ini masih sangat minim informasi. Masyarakat masih belum bisa mengetahui dengan jelas efektivitas dan keamanan kombinasi obat tersebut.

"Kalau saya sih menantikan statement resmi dari BPOM, karena saya hanya bisa menilai dari yang sudah ada. Saya kan tidak tahu apakah Unair masih memiliki data yang 'tersembunyi'. Kalau saya sebagai pihak otoritas saya nggak berani mengatakan sudah ditemukan karena datanya terlalu sederhana. Jadi lebih baik sekarang kita tunggu dari BPOM," jelas Utomo saat dihubungi, Minggu (16/8/2020).

"Biarkan BPOM yang bekerja karena merekalah otoritas kita yang kita harapkan bisa netral dalam membuat keputusan," pungkasnya. (Dc)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini