Kerumunan masyarakat ini disebabkan oleh adanya masyarakat yang menginginkan transparansi data penerima bantuan BLT ADD yang dilakukan di rumah Kepala Desa Tapian Nauli III, Jumat (22/5/2020) sekitar pukul 10.00 WIB.
Hal ini diutarakan oleh masyarakat Desa Tapian Nauli yang diwakili oleh M. Simanjuntak (46), dimana banyak kejanggalan data penerima bantuan BLT.
"Banyak data penerima bantuan BLT ADD di Desa Tapian Nauli III yang tidak tepat sasaran, dimana ada kami lihat masyarakat yang telah lama tinggal di luar daerah ini lebih dari 5 tahun, namun tetap menerima bantuan." ucapnya.
Lebih lanjut M. Simanjuntak menduga ada masyarakat yang meninggal dunia namun tetap menerima bantuan.
"Ada dugaan masyarakat yang telah meninggal dunia tetap mendapat dan ada juga data ganda yang menerima bantuan BLT ADD di desa kami ini. Mungkin hal ini terjadi karena kami duga penerima itu adalah keluarga kepala desa," ujarnya.
"Dalam waktu dekat kami akan melaporkan hal tersebut kepada aparat penegak hukum. Besar harapan kami selaku masyarakat Desa Tapian Nauli III agar aparat penegak hukum segera mengusut data siluman penerima bantuan BLT ADD yang ada di Desa Tapian Nauli III ini," ungkapnya.
Terpisah, saat Metro-online.co melakukan konfirmasi kepada Kepala Desa Tapian Nauli III Roma Tua Tamba terkait permasalahan data yang dikeluhkan warga, ia tidak mau berkomentar. (Andes)
