Seiring Berkembangnya Zaman, Becak Dayung di Tebingtinggi Terancam Punah

Sebarkan:
TEBINGTINGGI - Becak dayung di Tebingtinggi yang dahulunya menjadi favorit para penumpang pada era-90an, kini keberadaannya terancam punah.

Pasalnya, moda transportasi lawas itu diperkirakan tinggal puluhan unit saja yang masih beroperasi di Kota Tebingtinggi.

Seperti penuturan seorang penarik becak dayung, Monang Panjaitan (58), warga Jalan Purnawirawan, Kelurahan Damar Sari, Kecamatan Padang Hilir saat ditemui wartawan, Senin (25/11/2019) saat mangkal di sebuah pasar tradisional di Kota Tebingtinggi.

Monang mengatakan bahwa jumlah becak dayung dalam beberapa tahun belakangan ini terus menurun karena tergilas perkembangan zaman.

"Sejak ramainya becak bermotor (Betor) dari awal tahun 2000, jumlah becak dayung di Tebingtinggi terus menurun jumlahnya, karena tidak sanggup bertahan melawan betor," katanya

Ia menjelaskan, di Kota Tebingtinggi becak dayung diperkirakan hanya ada tinggal 20 unit.

"Palingan mangkal di tempat-tempat tertentu. Seperti, di Pasar Senangin sekitar 10 unit, Pasar Gambir 6 unit dan Pasar Inpres 4 unit," ungkapnya.

Monang menambahkan, pihaknya akan tetap berprofesi sebagai penarik becak dayung karena peminat transportasi tersebut masih ada, meskipun tinggal sedikit dan hanya dari kalangan tertentu saja.

"Kami biasanya mangkal di pasar-pasar tradisional yang ada di Tebingtinggi, mengingat para calon penumpangnya cuma dari kalangan ibu-ibu yang berbelanja, itu pun kebanyakan orang yang beretnis Tionghoa. Kalau, para pekerja dan anak sekolah di zaman sekarang ini, lebih memilih betor dan transportasi online untuk mendukung aktivitasnya," ucapnya.

Lebih lanjut, ayah 4 orang anak yang mengaku sudah 20 tahun berprofesi sebagai penarik becak dayung itu pun mengungkapkan bahwa dalam sehari, dirinya hanya mampu membawa uang pulang ke rumah sekitar Rp 30-Rp 40 ribu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya sekolah.

"Mau tidak mau, profesi sebagai pendayung becak harus saya jalani untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Keinginan untuk kredit sepeda motor ada, tapi hanya sebatas angan-angan atau impian," ungkap Monang sembari berharap pemerintah mau memperhatikan nasib para penarik becak dayung. (Sdy/ril)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini