Gubsu Edy Rahmayadi Ajak DPR dan DPD Tutup Merdeka Walk Medan

Sebarkan:
JAKARTA - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menegaskan kebulatan tekad dirinya untuk menutup pusat kuliner yang berlokasi di inti Kota Medan, Merdeka Walk, tepatnya di pesisir Lapangan Merdeka.

Penegasan tersebut disampaikan Edy pada acara temu ramah dengan Anggota DPR RI dan DPD RI dari daerah pemilihan Sumatera Utara di di Flores Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (4/11/2019) kemarin.

Edy Rahmayadi mengajak anggota DPR RI dan DPD RI untuk mendukung perjuangannya menutup Merdeka Walk.

"Lapangan merdeka, ini masih tarik ulur. Saya sama sekali tidak menghendaki Merdeka Walk disitu. Saya perlu sampaikan ini, jangan nanti bunyi dari anggota DPR RI, bilang Merdeka Walk lagi, berantam lagi sama Gubernur," ujarnya.

Seperti diketahui, niat untuk mengubah wajah Lapangan Merdeka ini diutarakan Edy sejak awal tahun 2019 kemarin. Menurutnya, fungsi Lapangan Merdeka bukan untuk bisnis, melainkan ruang terbuka untuk tempat berolahraga warga Sumut.

"Saya mohon sama-sama kita merdekakan Lapangan Merdeka ini demi rakyat Sumatera Utara," tegasnya.

Selain Lapangan Merdeka, Edy juga menyampaikan master plan pembangunan di Sumatera Utara. Di antaranya pembangunan Sport Centre yang dibangun diatas lahan sebesar 300 hektare.

Di dalam nantinya akan ada stadion bermuatan 50 ribu penonton, berbagai lapangan cabang olahraga lain, dan shopping centre. Ada juga Green Hospital berkelas internasional, agar masyarakat Sumut tak lagi berobat ke Penang dan Singapura.

Untuk Sport Centre ini diperkirakan rampung pada tahun 2023, agar Sumatera Utara layak menjadi tuan rumah penyelenggaraan PON 2024.

Dalam pertemuan itu, Edy menyampaikan bahwa dirinya berencana menaikkan peringkat Sumatera Utara yang masih berada di tingkat 24 dari 34 provinsi dan mengembalikan kejayaan Sumatera Utara di tahun 70-an, yaitu menduduki peringkat ke-3 di Indonesia.

"Yang pertama, Sumatera Utara ini nomor 24 dari 34 provinsi, saya ingin nomor itu bergeser ke level yang baik," ucap Edy Rahmayadi seraya menunjukan slide presentasi tentang rencana pembangunan di Sumatera Utara.

Dalam penjelasannya, Edy menyampaikan fokusnya dalam penyelenggaraan PON 2024, dimana Sumatera Utara menjadi tuan rumah. Ia mengungkapkan bahwa sarana dan prasarana di Sumatera Utara tidak memadai.

"Kita punya Stadion Teladan gak cocok untuk PON. Untuk Liga 1 aja itu dipertanyakan apalagi untuk acara sekelas PON," ujarnya.

Harapannya, Sumatera Utara memiliki Sport Centre berkualitas Internasional yang bisa digunakan nantinya dalam menyelenggarakan PON 2024.

Untuk mewujudkan ini, Edy meminta DPR RI dan DPD RI asal Sumut turut membantu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

"Saya ingin dukungan berupa support moril maupun fisik. Saya mengajak kita semua bekerja sama, jujur saya tidak dapat bekerja sendiri," ujar Edy.

Sihar Sitorus, Anggota Komisi XI DPR RI yang hadir dalam acara ramah tamah tersebut, memahami apa yang menjadi visi misi Gubsu dalam membangun sumatera utara, terlebih sarana sport center.

"Harapan kita sama, ada satu event internasional di Sumatera Utara, dengan sarana prasaran yang mendukung untuk event itu," ujar Sihar.

Dalam kesempatan tersebut Sihar juga menyampaikan harapan dan pesannya kepada Edy Rahmayadi. Salah satunya adalah mengenai pembenahan bangunan wisata yang terbengkalai Patung Yesus di Tarutung, Tapanuli Utara.

Hal tersebut telah lama menggelitik hati Sihar terutama selama masa kampanye baik saat menjadi rival Edy Rahmayadi di Pilgubsu maupun saat Pileg beberapa waktu yang lalu.

"Ada satu hal yang menggelitik saya mulai dari Pilgub sampai pada kampanye Pileg yang seyogyanya itu menjadi patung Yesus kemudian itu tidak terselesaikan," ujar Sihar.

Bagi Sihar, wilayah Tapanuli Utara merupakan satu wilayah yang penting bagi orang Batak khususnya yang beragama Kristiani.

Sihar juga melihat patung tersebut berpotensi menjadi wilayah wisata yang mumpuni sehingga layak menjadi salah satu fokus yang harus diselesaikan.

"Itu ada di Tapanuli Utara dimana di sana merupakan pusat dari HKBP mulai dari beberapa ratus tahun yang lalu, saya pikir ini adalah tempat penting dan bersejarah sekaligus memiliki nilai wisata yang tinggi. Ada baiknya dapat menjadi fokus pengembangan yang luas dampaknya," pungkasnya. (Ril)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini