 |
| Meryl Rouli Saragih |
Politisi Muda PDI Perjuangan ini mengaku dirinya telah menerima aspirasi masyarakat sejak kampanye Pemilihan Legialatif (Pileg) lalu. Saat itu, setiap konstituen mengisi formulir yang di dalamnya terdapat kolom aspirasi.
“Formulirnya ada rangkap dua, salah satunya dipegang warga. Agar mereka tetap mengingat setiap masalahnya yang disampaikan. Saya masih ingat ada sekitar 7.000-an formulir isian dari daerah pemilihan (Medan B) yang masih tersimpan, berisi aspirasi warga yang harus diselesaikan," ujarnya melalui rilis tertulis, Rabu (4/9/2019).
Dari ribuan aspirasi warga yang memilihnya, lanjut Meryl, banyak yang masalahnya serupa. Seperti, birokratisasi administrasi, pengurusan e-KTP dan BPJS.
“Persoalan-persoalan tersebut akan saya pikirkan untuk memilih komisi mana yang tepat saat resmi menjabat anggota DPRD,” katanya.
Masalah kepemudaan yang kerap dihadapi kalangan milenial dan tidak tersuarakan juga menjadi konsentrasi Meryl. Nantinya dia akan berupaya menyerap aspirasi mereka dan memformulasikan aneka solusi yang disampaikan lewat satu kegiatan bersama.
"Saya ingin membuat ruang pengaduan seperti yang dilakukan Ima Mahdiah di DPRD DKI Jakarta," tegasnya.
Lebih lanjut, Meryl menyatakan dirinya telah belajar dari senior PDI Perjuangan yang sudah duduk 10 tahun dan juga menjabat Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumut Brilian Moktar.
Putri dari Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Japorman Saragih ini merasa belajar dari para senior adalah sesuatu yang sangat penting.
Dia ingin mengetahui mekanisme atau teknis menyelesaikan aduan-aduan masyarakat. Sehingga bisa terpecahkan. Hal-hal semacam itu baginya belum mengerti secara jelas.
"Saya harus cari tahu dari para senior bagaimana teknis menyelesaikan pengaduan masyarakat. Begitu dilantik saya harus sudah bisa bekerja,” pungkasnya. (Ril)
