Tunawisma di Padangsidimpuan Ditemukan Meninggal, Pemko Harus Lebih Perhatikan Nasib Mereka

Sebarkan:

Padangsidmpuan - Seorang wanita tuna wisma berusia sekitar 70 tahunan ditemukan telah meninggal dunia dipinggir jalan lintas Padangsidimpuan - Panyanbungan tepatnya di kelurahan Pijorkoling Padangsidimpuan Tenggara, wanita Tuna wisma ini meninggal diduga akibat sakit yang sudah lama dideritanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun metro-online.co dilapangan dari salah satu warga Pijorkoling Dahlia Nainggolan menceritakan bahwa, wanita tunawisma tersebut merupakan pengidap gangguan jiwa dan sudah lama berlalu lalang disekitaran jalan lintas Padangsidimpuan - Panyabungan, Pijorkoking. Diketahui tuna wisma tersebut diduga sedang mengalami sakit keras dalam beberapa hari ini.

"Ibu itu tadi kita lihat masih berjalan - jalan di sekitar sini dan dalam beberapa hari ini, ibu itu sepertinya sedang sakit keras, terus kita lihat  Ibu itu tergelatak dipinggir jalan ngak bangun - bangun, sampai warga berkumpul dan langsung memeriksa keadaanya, setelah kita lihat ternyata sudah meninggal, akhirnya kita sampaikan peristiwa ini kepada pak lurah" terang Dahlia saat ditempat kejadian kepada metro-online.co, Senin, (13/05/2019).

Informasi dari sejumlah warga bahwa wanita tuna wisma tersebut lebih kurang sudah 5 tahun berada di jalan tersebut hidup sebatang kara sebagai tuna wisma dengan tidur dipinggir jalan berpindah - pindah tempat, tidak itu saja wanita tersebut juga tidak diketahui asal - usulnya dari mana.

Sementara lurah Pijorkoling Zulkarnaen Hidayat kepada metro-online.co mengatakan bahwa, informasi meninggalnya seorang tuna wisma didapatkan dari pengaduan masyarakat pukul 11.30 Wib ada ditemukn dipinggir jalan seorang nenek meninggal dunia.

"informasinya kita dapatkan dari masyarakat, kemudian kita kangsung cek kelapangan. Menurut informasinya Ibu tersebut meninggal karena sakit yang dideritanya dalam beberapa hari ini." jelasnya.

Apakah wanita tuna wisma tersebut warga Bapak? " Ibu ini memang bukan warga Pijorkoling, sudah 5 tahunanalah Ibu tersebut berada disini hidup sebagai tuna wisma tanpa kita tahu asal - usulnya dari mana dan diketahui juga wanita tersebut mengidap gangguan jiwa" ucapnya.

Pantauwan metro-online.co saat berada di lokasi, dinas sosial kota Padangsidimpuan telah dihubungi lurah dan tiba dilokasi beserta mobil ambulance, selanjutnya wargapun membantu mengangkat jenajah untuk dimasukkan ke dalam mobil ambulance dan segera dibawa ke rumah sakit umum kota Padangsidimpuan.

Terpisah salah satu pemerhati kota Padangsidimpuan dan pendiri LSM Aliansi Rakyat Merdeka (ALARM) Tabagsel AR. Morniff Hutasuhut, menyebutkan, para tuna wisma ini adalah manusia juga, hanya nasibnya tidak seberuntung dengan orang yang pada umumnya. Para tuna wisma seharusnya mendapatkan perlakuan yang manusiawi dan hak mereka untuk hidup.

" Para tuna wisma ini harusnya mendapatkankan perhatian dari pemerintah, mereka juga kan punya hak untuk hidup dan diperlakukan manusiawi, bukankah ada undang - undang mengatur bahwa fakir, miskin, anak yatim dan orang terlantar itu dipelihara oleh negara, nah peran pemerintah dimana?" 

"0,0001% masyarakat peduli Undang - Undang fakir miskin, sanksinya ngak ada, Paling instansi khusus Dina sosial yang bisa ditanya.
Tapi kalau jawabnya nihil anggaran, siapa yg mau komplain....?" cetus Morniff kepada metro-online.co, Senin, (13/05/209).

Morniif juga mengatakan, Ketidakpedulian pemerintah kepada tunawisma menunjukkan jajaran birokrat Pemko masih ada sedikit sifat murtad. Firman Tuhan dan Perintah UUD 1945  tentang fakir miskin ditanggung negara didurhakai. Ucap wartawan senior ini.

Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, kemudian Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Hanya saja sekarang ini peran pemerintahan dalam hal pemeliharaan warga Negara Indonesia yang tergolong fakir miskin dan terlantar tersebut belum cukup tampak.

Dalam hal ini pemko Padangsidimpuan harus mempunyai suatu lembaga khusus yang menangani mengenai masalah kesejahteraan ini. Bukankah pemko Padangsidimpuan sebenarnya telah mempunyai dinas sosial, tetapi entah mengapa gaung kerja dari dinas ini kurang terdengar. Ungkap Morniff.

"Seandainya Dinas Sosial bergigi dan bertaring, maka setiap Kecamatan dapat mempunyai sebuah Kantor Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas Sosial yang jelas dan nyata yang mudah diakses oleh seluruh warga, untuk membantu menyelesaikan masalah kesejahteraan masyarakat ini.

"Kalau pemerintah masih terlihat bersikap kurang perhatian terhadap masalah sosial yang satu ini, Biar sajalah kelak di akhirat para umara pemimpin nanggung dosa - dosannya, karena inikan menyangkut masalah kemanusiaan." pungkasnya. (Syahrul). 
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini