Kabar teranyar ini didapat redaksi Metro Online dari
pesan berantai yang disebarkan di sejumlah akun media sosial di lingkungan Jasa
Marga. Disebutkan dalam selebaran elektronik itu, Jalan Tol Sei Rampah - Tebing
Tinggi akan dioperasikan mulai hari Kamis.
Informasi di selebaran itu masih sangat ringkas. Ada juga
disebutkan, tarif yang akan diberlakukan adalah sesuai dengan Keputusan Menteri
PUPR nomor 257/KPTS/M/2019, namun belum ada menyebutkan jumlah tarif dimaksud.
Operator Call Center PT Jasa Marga Kualanamu Tol yang
dihubungi Redaksi Metro Online membenarkan informasi tersebut. “Ya benar, jalan
tol tersebut sudah dibuka tepat pada hari Minggu, 24 Maret 2019, pukul 00.000
wib,” katanya.
Namun untuk tarif, dirinya belum bisa memberikannya
karena pihaknya juga belum ada menerima pemberitahuannya. Sedangkan untuk fasilitas,
bagaimana gerbang tol yang lain, kata operator yang tidak bersedia namanya dimediakan
itu, begitu juga yang terdapat di pintu tol Tebing Tinggi.
Petugas Operator Call Center tersebut berpesan kepada
masyarakat pengguna Jalan Tol agar kiranya terlebih dahulu memastikan saldo
e-toll nya terisi dan mencukupi dengan cara mengisi sebelum memasuki jalan tol.
Tujuannya, kata dia, agar menghindari kemacetan di pintu keluar akibat antrian mengisi
e-toll. “Itu yang sering jadi kendala kemacetan di pintu tol selama ini,”
pungkasnya.
Untuk diketahui, pintu Tol Tebing Tinggi cukup mendapat antusias
masyarakat pengguna jalan tol. Sebab, pintu tol Sei Rampah yang berada di
Kampung Pon, Kabupaten Serdang Bedagai selama ini masih terlalu jauh dari Kota
Tebing Tinggi.
Sempitnya ruas Jalinsum di Kampung Pon sering pula
membuat kemacetan yang panjang, terutama di sekitaran jalur keluar Jalan Tol
Sei Rampah. “Wah, kabar baik itu bang. Kalau pintu Tol Tebing Tinggi sudah
dibuka, berarti ktia sudah bisa makan waktu cuma 45 sampai 1 jam Medan - Tebing
Tinggi. Sudah hemat waktu. Karena memang ruas jalan sepanjang Serdang Bedagai
terlalu sempit untuk jalan lintas. Makanya macetnya gak ketulungan selama ini,”
ujar R Sibarani, warga Medan yang bekerja di Tebing Tinggi.(red)