KUALANAMU | Dampak
mahalnya tiket pesawat dan penerapan bagasi berbayar, berdampak luas pada
pendapatan sejumlah usaha di Bandara Kualanamu Deliserdang. Tak terkecuali
layanan penumpang kereta api bandara yang dikelola PT Railink.
Sudah dua bulan terakhir, sepinya penumpang Bandara Kualanamu
juga berimbas pada penurunan penumpang kereta api bandara hingga 20 persen.
Pada hari normal, sebelumnya penumpang kereta api bandara
rata rata mencapai seribuan penumpang setiap hari. Namun sudah dua bulan
terakhir turun 20 persen.
Untuk kereta Bandara Kualanamu terdiri 16 unit gerbong dari
4 set kereta dengan jumlah kapasitas angkut 172 penumpang. Namun kini tingkat
keterisian kereta tidak sampai dari 100 orang penumpang sekali berangkat.
Kereta bandara memiliki waktu tempuh 30 menit dari
bandara kualanamu –kota medan dan dapat mengangkut 3 000 hingga 4 ribu
penumpang.
Menurut maneger Cabang PT Railink Medan, Arliyandi. Rabu (20/02/2019)
penurunan jumlah penumpang sudah terjadi sejak dua bulan terakhir dan stasiun
kereta bandara menjadi sepi penumpang dari 2.800 turun menjadi 1.500 orang.
“Biasanya 2800 penumpang, sudah dua bulan terakhir turun
sekitar 50 persen, tapi jadwal tetap tidak ada dikurangi, kami masih optimis
hal ini akan berubah,pelayanan tetap normal,” pungkasnya.
Saat ini angkutan massal berbasis rel ini memang memiliki
tingkat keterisian penumpang yang memprihatinkan atau oukupansi penumpang yang
cukup rendah di tambah lagi dengan sepinya penumpang bandara akibat kenaikan
tiket semakin membuat penumpang kereta bandara tambah sepi.(wan)