Mahasiswa Demo, Sebut Disdik Kota Padangsidimpuan Tak Mampu Tingkatkan Pendidikan

Sebarkan:
Demo mahasiswa
Padangsidimpuan|Puluhan mahasiswa kota Padangsidimpuan yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Peduli Rakyat Indonesia (PMP-RI) Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel)  menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD kota Padangsidimpuan, pukul 11.00 Wib, Jum'at, (18/01/2019).

Massa mahasiswa yang mengatasnamakan diri mereka PMP-RI Tabagsel ini menyebutkan, bahwa dalam beberapa tahun terkahir ini, dibawah kepemimpinan dinas pendidikan kota Padangsidimpuan M. Luthfi Siregar, belum dirasakan ada kemajuan dikota Padangsidimpuan ini yang signifikan kusunya dibidang pendidikan.

"kita dapat melihat dengan kasat mata bahwa selama kadis pendidikan dijabat oleh Bapak M. Lutfhi, tidak ada kemajuan yang signifikan dibidang pendidikan di kota ini, kota Padangsidimpuan minim prestasi, khusunya dalam bidang pendidikan" sebut ketua umum PMP-RI Irvan Nasution dalam menyampaikam orasinya.


Selain itu, massa PMP-RI Tabagsel saat berunjuk rasa, mereka juga menuntut ada beberapa program kegiatan Dinas Pendidikan Kota Padangsidimpuan yang diduga terindikasi tindak pidana korupsi. "kami mencurigai ada beberapa kegiatan dinas Pendidikan kota Padangsidimpuan yang diduga terindikasi korupsi dalam realisasinya ! " ucap kordinator aksi  unjuk rasa Muchtadin Ahmad Siregar.

Adapun dugaan tersebut yaitu :              - adanya Pungutan liar (Pungli) dari
   pencairan yang tidak rutin tiap
   bulan pada pembayaran. 
   sertifikasi guru.
- penyedian peralatan rumah
   tangga pada alokasi APBD 2017
   sebesar  Rp. 409.600.000 realisasi
   sebesar Rp. 407.800.000
- Penyediaan tenaga pendidik pada 
   alokasi APBD 2017
   Rp. 2.269.200.000, realisasi
   Rp. 2.256.449.000.
- Penyediaan jasa keamanan kantor
   APBD sebesar Rp. 123.300.000,
   realisasinya Rp. 122.400.000
- Pembinaan dan pelaksanaan
   kurikulum dan penilaian PAUD
   Rp. 174.505.000, realisasi
   Rp. 174.505.000
- Penyediaan bantuan operasional
   sekolah sekolah (BOS) tingkat SD/
   MI/SDLB dan SMP/MTS serta.
   pesantren Salafiah dan bantuan
   Pendidikan non muslim setara SD
   dan SMP pada alokasi APBD 2017
   sebesar Rp. 338.005.000, realisasi
   sebesar Rp. 235.697.000
- Olimpiade sains guru SMP alokasi
   APBD 2017 Rp. 200.000.000, realisai
   Rp. 158.200.000
- Monitoring, evaluasi dan
   pelaporan pada alokasi APBD
   Rp. 400.000.000, realisasi
   Rp. 304.800.000 dan terakhir
- Pendataan dan pelaporan asset
   dinas pendidikan pada alokasi
   APBD 2017 sebesar Rp. 118.480.950,
   dan realisasinya Rp. 116.847.850.

Maka berdasarkan alokasi dana tersebut diatas diduga terindikasi korupsi, puluhan mahasiswa PMP-RI Tabagsel menyatakan sikap, mereka meminta agar walikota Padangsidimpuan mengevaluasi kinerja dan segera mengganti Kadis Pendidikan kota Padangsidimpuan M. Luthfi Siregar.

Hal ini mereka sampaikan demi kemajuan pendidikan dikota Padangsidimpuan, karena massa PMP-RI ini menyebutkan kepala dinas pendidikan kota Padangsidimpuan dinilai tidak mampu memajukan pendidikan di kota Padangsidimpuan, kususnya kemajuan dan peningkatan yang signifikan pada bidang pendidikan di kota dalihan natolu ini.

Pantauan metro-online.co, aksi unjuk rasa didepan halaman kantor DPRD kota Padangsidimpuan ini, terlihat tidak ada satupun angota DPRD kota Padangsidimpuan yang bisa ditemui oleh pengunjuk rasa, karena berhubungaan para anggota dewan ini sedang tidak ada di kantor tempat mereka bekerja.

Aksi unjuk rasa didepan kantor DPRD ini, mendapatkan pengawalan dari pihak Sarpol PP dan Polres kota Padangsidimpuan, walau sempat ada kericuhan, namun langsung dapat diatasi. Kemudian pukul 12.00 wib massa mahasiswa PMP-RI Tabagsel ini membubarkan diri dengan tertib tanpa pengawalan. (Syahrul)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini