Ditinggal Mati Orangtua Saat Kecil, Pilih Menumpang Mobil
Tank Belanda dari Tanjung Tiram
![]() |
| Hasan Siregar salah satu tunawisma di kota Padagsidimpuan).jpg |
PADANGSIDIMPUAN
│Hasan Siregar, kakek yang berusia 81 tahun ini sudah 75 tahun menjalani
kehidupannya di kota Padangsidimpuan sebagai tunawisma alias gelandangan karena
tidak memiliki rumah atau tempat tinggal.
Lelaki yang sudah lanjut usia (Lansia) ini lahir di
Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara (Dulu masih Kabupaten Asahan) Sumatera Utara
tahun 1937. Kepada Metro-online.co Ia menceritakan saat usianya berkisar 4
sampai 5 tahun Ia sudah ditinggal mati kedua orangtuanya pada masa itu masih
zaman penjajahan belanda. Hasan merupakan anak tunggal dan tidak memiliki
saudara.
Setelah kedua orang tuanya meninggal, Hasan dibesarkan
dari berpindah tangan ke tangan yang iba dengannya. “Waktu umur 6 tahun aku datang
ke Kota Padangsidimpuan ini menumpangi mobil tank tentara Belanda,” ungkap
Hasan saat berbincang - bincang, Sabtu, (13/11/2018).
"Mulai dari umur 6 tahunlah saya hidup jadi
tunawisma di Sidimpuan ini, tidur di emperan toko terkadang tidur di meja
pedagang yang ada di kaki lima pasar Padangsidimpuan," ucapnya.
Ironisnya Hasan sejak usianya 6 tahun sampai sekarang Ia
tidak pernah mengenal yang namanya sekolah. Ketika ditanya kenapa Ia bisa
membaca dan menulis, Ia mengatakan Ia sering meminta diajari sama orang-orang
yang bisa Ia minta bantuan.
Hasan juga mengakui bahwa dirinya tidak pernah menikah
dan sampai sekarang Ia masih membujang. Ia hidup dari hasil memulung karton dan
botol bekas minuman yang Ia ambil dari jalanan dan tempat-tempat sampah.
Dari hasil memulung barang bekas tadi, Ia kumpulkan
setelah 3 sampai 5 bulan baru Ia jual. Itupun terjual paling banyak Rp100 ribu
sampai 150 ribu saja. Tak heran jika Hasan sering 3 sampai 4 hari dirinya tidak
makan, hanya bisa minum dan ngopi saja.
"Sudah biasa itu saya tidak makan 3 hari kadang 4
hari. Hanya minum dan ngopi saja sebagai pengganjal. Tetapi sekali - sekali ada
orang yang kasihan sama saya, mereka ada yang kasi uang ada juga yang kasi
makanan," ungkap Hasan.
Hasan juga menceritakan jika dirinya tidak pernah
mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bahkan setiap tahun Iapun tidak pernah mendapatkan
bantuan Zakat, seperti orang yang pada umumnya senasib sama seperti dirinya.
"Saya tidak pernah mendapatkan zakat dari Masjid
seperti orang-orang yang sama dengan saya, apalagi bantuan dari pemerintah,
lagipula saya tidak terlalu berharap, Alhamdulillah saya masih bisa bertahan
hidup dan saya tidak mengemis dan tidak merepotkan orang lain," katanya.
Hasan sekarang tinggal di Area Masjid Raya Al-Abror Kota
Padangsidimpuan tepatnya di belakang Bale Masjid, dengan beralaskan kardus dan
tenda seadanya. Sudah jalan 5 tahun Ia tinggal dan tidur di situ.
"Dulunya ada teman saya di sini tidur. Itu juga
sudah tua dan berumurlah. Dia juga tidak memiliki keluarga. Tetapi di saat itu
dia sakit-sakitan dan tak lama dia meninggal di sini. Petugas kepolisian lah yang
datang mengurus jenazahnya dan sampai sekarang saya tidak tau dimana ia dikubur,"
jelas Hasan.
Hasan Berharap Ia mendapatkan modal untuk buka usaha
bengkel tambal ban. "Saya berharap ada yang kasi buat modal buka bengkel
tambal ban nantinya untuk menghabisi masa tua saya," pungkasnya.
Terpisah Dinas Sosial Kota Padangsidimpuan melalui kepala
bidang rehabilitasi sosial yang juga menangani tunawisma belum bisa ditemui
untuk dimintai keterangan dan penjelasannya terkait temuan wartawan ini. (Sy)

