seorang murid SD terpaksa harus memanjat tembok untuk melakukan aktifitas |
PANTAILABU- Belasan warga Desa
Perkebunan Ramunia, Kecamatan Pantai Labu, Deliserdang hingga kini masih hidup
terisolir didalam tembok Puskopad, mereka harus hidup
serba kesulitan untuk beraktivitas setiap hari karena rumah yang
mereka tempati terkurung oleh tembok beton yang dibangun oleh Puskopad
Kodam I BB sejak 2015 lalu ,mereka juga harus hidup tanpa penerangan listrik
setiap malam karena aliran listrik kerumah mereka sengaja di putuskan PLN.
Untuk
melakukan aktivitas sehari-hari seperti bekerja maupun anak-anak
bersekolah warga, harus memanjat tembok beton setinggi tiga meter.
Dari
pantauan Ada 4 rumah warga masih terkurung didalam areal
pertanian milik puskopad kodam I BB seluas itu, tiga masih
ditempati warga dan satu kosong karena kondisi rumah yang sudah tak layak huni
, mereka adalah sisa dari warga penggarap yang menolak relokasi
lahan oleh Kodam I Bukit Barisan tiga tahun lalu .
Sudah tiga
tahun belasan warga ini hidup terkurung di dalam tembok , mereka berharap
pemerintah dapat memberikan perhatian pada mereka yang hidup terisolir,agar
masadepan anak anak mereka lebih baik.
Menurut
salah seorang warga yang terisolir , Samsiah ,
ia dan keluarganya sudah tinggal di lahan tersebut sejak tahun 1999 yang lalu ,
mereka merupakan pengungsi dari aceh saat pecah konflik dan
diberitempat tinggal diatas lahan tersebut namun pada tahun
2015 lalu pihak Puskopad memasang tembok hingga mengurung
rumah mereka namun mereka tetap bertahan ,mereka menolak relokasi
karena ganti rugi yang dianggap tidak sesuai , kini warga bertahan
di rumah mereka meski dengan segala keterbatasan yang ada ,warga beralasan
sudah tinggal diatas lahan tersebut sudah puluhan tahun di
kelola oleh Puskopad Kodam I Bukit Barisan berdasarkan Hak Guna
Usaha .
" kami
tetap bertahan karena relokasi tidak sesuai , kami sudah lama tinggal disini
sampai kapanpun akan kami tahankan , menunggu adanya perhatian pemerintah pada
masyarakat miskin seperti kami , semua takut karena berurusan dengan aparat TNI
tapi kami tidak karena kami merasa tidak salah apa apa " pungkas
samsiah
Sementara
itu menurut Kepala Desa Perkebunan
Ramunia Ngadino selasa 23/10, mengaku tidak bisa
berbuat banyak untuk membantu warga yang masih bertahan di dalam area yang
terkurung tembok tersebut , namun berharap agar ada penyelesaian untuk
memberikan konfensasi pada warga yang masih terkurung di dalam tembok , karena
kasihan kami meliaht anak anak mau sekolah tiap hari harus melompati pagar
tinggi dan mereka juga tidak memiliki listrik hidup dengan keterbatasan .
“ ada 3
kepala keluarga diantaranya selamet dengan keluarga 5 orang , Suroto dengan
jumlah keluarga 7 orang dan samsiah dengan jumlah keluarga 3 orang , mereka
menolak konfensasi sebesar 4 juta rupiah yang di berikan Puskopad hingga masih
tetap bertahan hingga sampai saat ini ,”katanya .
Sengketa
lahan antara warga dengan Pusat Koprasi Angkatan Darat (Puskopad) Kodam I Bukit
Barisan atas lahan seluas 108 hektar sudah berlangsung
sejak tahun 2006 lalu puskopad mengklaim kalau
lahantersebut mereka kuasai atas alas hak guna
usaha sedangkan warga mengkalim kalau lahan
tersebut adalah milik mereka berdasarkan surat yang sah
dari pemerintah Desa sejak 20 tahun yang lalu . sebagian
besar dari warga yang menggarap lahan tersebut sudah direlokasi namun sejumlah
warga ini masih bertahan menuntut hak mereka meski
hidup terisolir .(wan )