Perkampungan digenangi air laut |
Warga berharap pemerintah Deliserdang dapat membangun benteng benteng pemecah ombak di pesisir pantai itu agar pemukiman warga tak lagi terendam air maupun hantaman air laut yang sampai pemukiman mereka.
Sembiring, warga salah satu warga mengatakan , rumahnya bersama beberapa warga yang lain sudah menjadi langganan banjir ROB (pasang air laut) sejak hutan mangrove dan pepohonan di pesisir pantai habis di gerus air. "Air laut sering masuk kerumah kami ,badai laut juga merusak rumah kami,” pungkasnya.
Rusak dihantam ombak |
Kepala Desa Rugemuk Sofyan Edrian saat dikonfirmasi via ponsel, Minggu (30/09/2018) membenarkan hal itu. Dia mengatakan, sejumlah rumah warga rusak diterjang badai dan air laut merendam perumahan warga situasi ini kerap terjadi dan warga kini semakin cemas dengan abrasi pantai yang semakin dekat ke rumah warga.
Ada sekitar 30 rumah warga yang bermukim didaerah itu dan mereka asli penduduk disana, tidak mungkin direlokasi karena mereka tidak punya tempat tinggal lain, setahun terakhir ini badai laut dan gelombang tinggi terus mengikis bibir pantai hingga nyaris kepemukiman warga bahkan air sudah sering masuk ke dalam rumah.
“Pemerintah sudah kami mohonkan buat tembok tembok pemecah ombak atau perbaikan lain agar abrasi laut dapat dicegah tak sampai ke rumah namun sampai saat ini taka da realisasi nya,” pungkas sofyan .
Terpisah Kadis Informasi dan Komunikasi Pemkab Deliserdang Aris Binar Ginting saat dikornfirmasi terkait hal ini mengatakan , pemerintah sudah mendapat laporan itu namun warga yang tinggal didusun tersebut berada dijalur pantai dan pemerintah saat ini tidak ada tempat untuk merelokasi mereka .
“terkait permintaan warga nanti akan kami sampaikan pada dinas terkait,” ujar Aris.
Sementara dari amatan di lokasi pantai pepohonan dan hutan mangrove di pesisir pantai itu sudah hilang tergerus air dan ditumbangkan badai laut.(wan)