Luluh lantak |
Kepala BMKG, Dwikorita mengatakan peringatan itu diakhiri
setelah pihaknya melakukan pengamatan dan mengonfirmasi beberapa saksi mata
yang ada di lapangan.
Berdasarkan catatan pihaknya, tsunami yang terjadi di
Palu berada dekat dengan pelabuhan. Ketinggiannya diperkirakan mencapai 1,5
hingga 2 meter.
Berdasarkan data sementara yang diterima, korban jiwa
satu orang meninggal dunia, 10 orang luka-luka, kerugian materil masih dalam
pendataan.
Gempa berlangsung terjadi mulai pada pukul 14.00 WIB, 5.9
SR, Lokas 0.35 LS, 119.82 BT (8 KM Barat Laut Donggala- Sulteng) kedalaman 10
KM.
“Peringatan dini tsunami diakhiri setelah airnya surut,
kami harus melakukan pengamatan dan mendapatkan konfirmasi saksi mata di
lapangan. Namun kemudian surut, terlihat beberapa kapal naik ke darat, itu
sudah surut, peringatan dini kami akhiri tepat pukul 17.36 WIB,” kata Dwikorita
saat konferensi pers, Jumat (28/9).
BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami, bukan mencabut
peringatan tersebut. Sementara air laut tersebut surut setelah tsunami naik ke
darat, bukan sebelum terjadi tsunami. “Tadinya air laut sempat naik (ke darat).
Tapi kemudian air itu terus bergerak turun. Itu yang kami namakan surut,” kata
Dwikorita.
Dari gempa dan tsunami di Palu sore tadi mengakibatkan jaringan
komunikasi terputus total, termasuk juga bandana Mutiara Palu mengalami lumpuh
total. (int/join)