Danyonmarhanlan I, Letkol Marinir James Ginting Munthe, M. Tr. Hanla Koleksi Pedang Antik Bernilai Sejarah

Sebarkan:
Letkol James Ginting Munthe, M. Tr. Hanla.
Bagi setiap orang, pasti memiliki bakat dan hobi dalam hidupnya. Begitu juga yang dirasakan oleh Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) I, Letkol James Ginting Munthe, M. Tr. Hanla.

 Akademi Angkatan Laut tamatan tahun 2000 ini, memiliki kebiasaan dengan mengoleksi pedang antik. Perwira berpangkat dua bunga melati emas ini, gemar mengoleksi sejenis benda tajam antik, baginya pedang antik hasil koleksinya tersimpan nilai sejarah dapat menjadi inspirasi.

 "Bagi saya, pedang antik dan sejenis senjata tajam lainnya, cukup sulit untuk diperoleh, tapi saya bersyukur, pedang antik bisa saya koleksi, disitu saya bisa melihat nilai sejarah dan keunikan pada zaman dahulu," sebut James.

 Kegemaran dalam mengoleksi benda bernilai sejarah, terbenak dipikirkan pria berusia 41 tahun ini, berawal dari pengalaman hidupnya mengikuti operasi pengamanan penggusuran pembebasan areal lahan di Cilandak, Jakarta Selatan pada tahun 2009.

 Pada masa itu, dia masih berpangkat Kapten Marinir, menjabat Kasilidpur Brigif 2 Marinir‎. Untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab, operasi pengamanan pembebasan lahan dilakukan dengan tahap persuasif atau pendekat dengan masyarakat.

 Sebagai prajurit TNI ada untuk rakyat, menjadikan motto untuk bisa dekat masyarakat yang terkena dampak pembebasan lahan. Hikmah dibalik itu, James diberikan sebuah pedang sebagai kenang - kenangan oleh seorang warga bernama Pak Bayu.

 Pedang panjang dengan ukiran unik bernilai sejarah pun diterimanya, dari situlah, awal inspirasi dari pria kelahiran Tanah Karo ini untuk terus mengoleksi pedang - pedang antik.

 "Pak Bayu itu orang Bali, saya dapat pedang itu dari dia, pedang itu unik dan menarik, bahkan terkandung nilai sejarahnya. Pedang itu berasal dari Thailand. Pedang itu mengingatkan kita akan besarnya kandungan sejarah. Makanya, saya sekarang gemar mengoleksi pedang antik," ungkap James.

 Bagaimanakah pedang antik sejenis senjata tajam antik bisa terkoleksi, orang nomor satu di Yonmarhanlan I ini mengaku, koleksi benda tajam antik dengan beragam jenis, pada umumnya diperoleh dari orang - orang dekatnya semasa tugas di berbagai daerah.

 Sejak lulus akademi militer 2000, James telah berpindah - pindah tugas ke setiap provinsi yang ada di Indonesia, di setiap kota tempatnya bertugas, orang dekat selalu memberikan kenangan kepadanya.

 Dia lebih memilih cendra mata pedang sejenis senjata tajam antik, buah tangan yang diterimanya sebagai impian untuk menyalurkan kegemaranya mengoleksi.

 Dirinya bersyukur, keragaman senjata tajam antik dari berbagai daerah semasa tugasnya, kini terkoleksi dengan terpajang di rumahnya, seperti rencong, pisau, pedang dan panah‎. Itu semua diperoleh dari berbagai daerah seperti, Kalimantan, Papua, Aceh, Sulawesi dan daerah lainnya.

"Koleksi saya ada sampai 12 jenis di rumah, semua itu benda kuno, beragam ukiran dan bentuk serta keunikan. Dengan mengamati keunikan dan ukiran, terkadang membuat saya ingat akan sejarah," terang bapak anak satu ini.

Dalam menekuni kegemarannya, perwira yang dipercayakan sebagai Danyonmarhanlan I ini, selalu menyempatkan diri untuk membersihkan serta mengubah tata letak benda antik itu di ruang tamu rumahnya.

 Dari situlah, terpancar kebahagiaan tersendiri baginya, bahkan, koleksi unik yang digemarinya juga mendapat dukungan dari anak istri. Sehingga, koleksi itu mampu mengisi hari - harinya untuk menjauhkan dirinya dari rasa stres.

 "Saya kalau sudah tugas, pulang ke rumah pasti lelah, tapi dengan melihat koleksi itu rasanya pikiran fresh. Untuk mengisi waktu tidak jenuh, saya sering membersihkan pedang dan menggantikan tata letak di dinding, jadi rasa capek dan suntuk pun hilang," celetuk James.

 Selain kegemaran mengoleksi pedang antik, James juga menyeimbangi hobinya menyelam disebut scuba diving. Menyelam adalah bagian dari kebiasaan untuk mengenal indahnya dasar laut dengan memiliki keragaman bentuk.

 "Kita juga tidak lupa, laut adalah bagian tersebar wilayah di Indonesia, disitu juga kita bisa melihat arti kandungan yang ada di laut, sama seperti dengan koleksi yang saya gemari. Semua itu harus kita seimbangi antara hobi dan kegemaran, agar bisa membuat semangat hidup dalam sehari - hari," ujar James.

 Di akhir dari pengalaman yang telah dirasakannya, pria kelahiran 27 Januari 1977 menjabarkan, dalam ‎memperoleh benda antik bernilai sejarah tidak mudah, akan tetapi akan mudah bila kita menghargai nilai sejarah dari bentuk apapun dari leluhur nenek moyang.

 "Jangan nilai benda bersejarah dari bentuknya, tapi nilai benda sejarah dari pengalaman dan arti masa lampau. Begitulah dengan koleksi pedang antik yang saya gemari serta perjalanan hidup yang sudah kita lalu. Jadikan sejarah bagian hidup kita, tapi bukan dari apa yang diberikan orang dalam bentuk dan nilainya untuk dijadikan sejarah," akhir James. (mu-1)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini