Begini Ragam Tanggapan Masyarakat Soal Pencapresan Kembali Jokowi

Sebarkan:
Ir Joko Widodo alias Jokowi

Ragam tanggapan masyarakat bermunculan terkait pencapresan kembali Ir Joko Widodo alias Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. Ada yang pro, tapi tak sedikit pula yang kontra. Setidaknya hal itu bisa tergambar dari komentar tiga narasumber yang diwawancarai redaksi METRO-ONLINE berikut.

Siapakah tokoh Indonesia yang layak menjadi Presiden 2019 - 2024 ? Eka Azwin Lubis selaku Ketua Cabang HMI Deliserdang mengatakan, Bangsa ini butuh sosok yang mampu melakukan terobosan meski banyak pihak yang menentang.

Eka Azwin Lubis
Kata Eka, terobosan itu sangat perlu dilakukan karena Indonesia yang kaya dan sudah lebih dari 70 tahun merdeka, namun masih jauh tertinggal, bahkan dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Sosok yang mampu melakukan terobosan itu, kata Eka, ya Joko Widodo. Baru 4 tahun beliau memimpin, kita lihat hasil kerjanya.
Bangsa ini sudah kebanyakan orang nyinyir yang no action. Sementara ketika Jokowi sibuk kerja, mereka justru sibuk mencari hal hal sepele untuk menertawakan hasil kerja Jokowi dan kabinetnya.

"Sekarang gini lah, siapa sih pemimpin bangsa ini yang mampu mengubah nasib seluruh rakyat dalam waktu singkat? Biarkan Jokowi melanjutkan programnya. Beri beliau kesempatan lagi. Niscaya bangsa ini akan sejajar dengan bangsa yang sudah maju," ketus aktifis muda Deliserdang ini.

Harusnya, lanjut Eka, yang kita teriakkan bukan Ganti Presiden 2019. Namun sama sama kita mencari siapa yang cocok meneruskan estafet kepemimpinan selepas Presiden Jokowi di 2024. Sebab jika sosok pengganti Jokowi tak mumpuni, niscaya apa yang sudah dibangunnya akan sia-sia.

"Saya selalu ditanya orang apa alasan terlalu mendukung Jokowi. Jawabnya singkat, dia mampu merawat mimpiku untuk melihat bangsa ini jadi besar. Namun ketika saya tanya balik, apa alasan kalian membenci Jokowi, tak satupun yang mampu memberi alasan konkret dan rasional," pungkas pemuda yang cukup matamg di dunia gerakan ini.

Atas pertanyaan yang sama, beda pula pandangan Joko Prayitno, selaku Ketua HMI Cabang Kota Binjai. Ikut sertanya kembali Presiden Jokowi dalam bursa Pilpres pada 2019 mendatang ternyata mendapat tanggapan miring darinya.

Joko Prayitno
Joko menilai, pencalonan Jokowi merupakan hak warga negara yang tidak boleh dihalangi.

"Tentunya semua orang mempunyai hak yang sama, hak memilih dan hak dipilih.
Semua orang juga punya hak pemikiran dan argumentasi. Jika jokowi kembali mencalonkan diri, tidak ada salahnya. Sebab, jokowi juga punya hak untuk itu semua," ujar Joko yang juga sebagai Ketua HMI Cabang Binjai, Sabtu (28/7/18).

Namun, masih katanya, dalam pencalonan Jokowi ini oerlu kiranya ada review prestasi selama satu periodesasi Jokowi menjadi presiden.

" Banyak pihak yang mengeluarkan data dan banyak pula data yang tidak sama. Jika saya amati memang banyak prestasi yang negatif dari jokowi, mulai dari utang negara yang semakin meningkat dan kurang jelas arah dan tujuan uangnya, ditambah lagi persoalan tenaga kerja asing yang semakin memperburuk keadaan SDM bangsa Indonesia, belum lagi persoalan aset-aset negara. Selain itu, hukum juga terlihat kurang tegasnya serta banyaknya perpecahan dimasa kepemimpinan sekarang ini, " tambahnya.

Namun, lanjutnya yang paling disesalkan adalah persoalan hutang negara yang semakin membengkak.

 "Katanya yang pinjaman negara untuk membangun insfrastruktur. Nyatanya ketika insfrastruktur itu selesai dibangun, langsung "dijual" ke pihak lain. Terus kemana hutang yang katanya untuk membangun itu??," tanyanya.

Dikatakannya, mungkin masih banyak yang harus dievaluasi terkait kinerja Jokowi dimasa kepemimpinanya yang dinilai kurang bijak dalam menjalankan keputusan.

"Intinya, jika Jokowi ingin mencalonkan lagi ya silahkan saja, sebab itu haknya beliau. Namun, ketika diukur dari kelayakan, saya fikir Jokowi tidak pantas untuk memimpin Indonesia lagi," pungkasnya.

Lain pula dengan pandangan mantan aktifis kawakan Sumut, Gindo Nadapdap SH MH. Pria yang kini menggeluti dunia advokat ini justru lebih tegas lagi dalam mendukung Jokowi. "Sudah pastilah dia layak maju capres.  Tinggal nunggu lawan dia... Layaklah..  Masih muda. Jokowi sudah melakukan pembangunannya 5 tahun ini,  maka perlu 5 tahun lagi agar tuntas.  Misalnya tol Trans Sumatera dari Aceh-Medan-Pekanbaru-Padang-Jambi- Palembang-Bengkulu sampai dengan Lampung," terangnya.

Gindo Nadapdap
Demikian juga, tambah pejuang kaum buruh ini, pembangunan Toba wisata perlu dituntaskan dalam 5 tahun di periode kedua. Sebab, lanjutnya, hanya sedikit pemimpin Indonesia yang memikirkan pemerataan pembangunan. Bahkan dia menilai, nyaris tidak ada.

"Dulu ada Rafles dan Daendels yang membangun kereta api Pulau Jawa.  Setelah itu tidak ada.  Barulah muncul Jokowi dengan Trans Papua, Trans Kalimantan,  Trans Sulawesi dan Trans Sumatra. Jadi sangat layak lah Jokowi Capres Periode 2," pungkas Direktur perkumpulan Bantuan Hukum (PBH) solidaritas ini.(red)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini