Lulus Di ITB Melalui Jalur Beasiswa, Pelajar Paluta Ini Harapkan Perhatian Pemkab

Sebarkan:


Program Pemerintah Indonesia dalam bidang pendidikan yakni jalur beasiswa Bidik Misi adalah program beasiswa pemerintah yang diperuntukkan khusus bagi mahasiswa berprestasi yang kurang mampu secara ekonomi.

Dengan program beasiswa tersebut, Cindy Avici Hutauruk (18) pelajar asal Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) ini berhasil masuk ke perguruan tinggi ternama yakni Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui jalur program beasiswa Bidik Misi tahun 2018.

Pelajar lulusan SMA Swasta Unggulan CT Foundation Kabupaten Deli Serdang ini berhasil lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan jalur beasiswa Bidik Misi tahun 2018.

Anak sulung dari 4 bersaudara dari pasangan suami istri Ali Dirman Hutauruk (45) dan Sopianna Siregar (42) yang merupakan warga lingkungan 5, pasar Gunung Tua, kecamatan Padang Bolak ini berhasil lulus untuk program study Sekolah Farmasi (SF) di ITB.

Menurut keterangan dari Ali Dirman Hutauruk didampingi istrinya Sopianna Siregar, putri sulungnya ini sejak di sekolah dasar memang cukup berprestasi dan selalu memperoleh beasiswa hingga tingkat sekolah menengah atas meskipun dari jalur beasiswa berprestasi bagi pelajar kurang mampu.

Lanjutnya, hingga lulus SMA dan memasuki perguruan tinggi juga berhasil meraih beasiswa melalui program beasiswa Bidik Misi di perguruan tinggi ITB.

"Alhamdulillah anak saya masih bisa meraih beasiswa program bidik misi di IPB untuk tahun ini," ujarnya.

Namun yang menjadi kendala baginya saat ini adalah biaya untuk kelanjutan pendidikan putri sulungnya ini melihat kondisi perekonomiannya yang kurang mampu dan tidak memadai.

Sebab, kata Ali Dirman, sesuai informasi, program beasiswa Bidik Misi ini hanya menanggung biaya pendidikan putrinya untuk satu tahun pertama di perguruan tinggi.

Selain itu, untuk biaya menyiapkan peralatan seperti pakaian dan peralatan kuliah lainnya untuk saat ini dirinya tidak mampu menanggulanginya.

"Untuk satu tahun pertama masih ditanggung biaya kuliah dan asramanya, tapi untuk selanjutnya saya masih belum tahu. Untuk persiapan kuliah seperti baju dan peralatan kuliahnya pun saya masih belum punya biaya," ucapnya sedih.

Untuk itu dirinya berharap uluran bantuan dan perhatian dari Pemkab Paluta demi kelanjutan sekolah dan cita-cita putri sulungnya ini.


Senada, ibunya Sopianna Siregar juga menyampaikan hal yang sama bahwa ia sangat merasa sedih akan ketidakmampuannya mendukung prestasi dan keinginan putrinya yang begitu gigih untuk meraih prestasi dan menunjukkan kemampuan daya saing pelajar asal kabupaten Paluta secara nasional.

Bahkan, kata Sopianna, putrinya sempat berucap bahwa ia akan tetap melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi meskipun harus bekerja paruh waktu demi untuk memperoleh biaya kuliah hingga selesai nanti.

"Saya tidak tahu harus bagaimana lagi, putri saya begitu gigih dan ingin terus sekolah, sementara saya tidak punya apa-apa. Untuk baju dan peralatan kuliahnya pun saya tidak sanggup menyediakannya saat ini," ungkapnya dengan meneteskan air mata.

Namun, ia akan tetap berusaha untuk mendukung prestasi putrinya sehingga nanti apa yang dicita-citakan yakni menjadi anak yang maju dan bisa berperan untuk kemajuan bangsa khususnya daerah kabupaten Paluta kedepannya.

Pada kesempatan ini, ia juga berharap perhatian dan dukungan Pemkab Paluta terhadap putrinya demi untuk kelanjutan prestasi dan cita-cita putrinya.

Demikian pula dengan opung atau kakeknya yakni Baginda Bona Pahu Siregar (76) menyampaikan rasa syukur atas prestasi yang diraih cucunya.

Ia berharap, Pemkab Paluta memberikan perhatian terhadap cucunya yang berprestasi dan membawa nama baik daerah.

Untuk itu, dirinya akan berusaha membawa cucunya menghadap dan mengadukan situasi ini kepada Bupati Paluta Drs H Bachrum Harahap yang diyakininya akan memberikan perhatian terhadap cucunya.

Sementara, Cindy Avici Hutauruk mengatakan bahwa ia merasa bersyukur atas kesempatan yang ia peroleh untuk melanjutkan pendidikan di ITB melalui jalur program beasiswa bidik misi tahun 2018.

Katanya, ia bertekad untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah meskipun harus bekerja paruh waktu demi untuk pembiayaan kuliah hingga selesai. Sebab katanya, sesuai aturan, saat ini beasiswa bidik misi hanya menanggung biaya kuliah dan asrana selama satu tahun pertama.

"Kalau program beasiswanya sesuai informasi hanya menanggung biaya kuliah dan asrama selama satu tahun pertama. Untuk selanjutnya belum tahu bagaimana, yang jelas saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk meraih prestasi ini bang," ucap Cindy.

Ia mengatakan bahwa sesuai jadwal yang ditetapkan, dirinya akan berangkat menuju Medan dan bergabung dengan rombongan lainnya pada hari Rabu tanggal 2 Mei untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan pihak penyelenggara program beasiswa bidik misi.

Kemudian, tanggal 5 Mei akan diberangkatkan menuju Bandung sesuai jadwal yang ditentukan untuk persiapan masuk kuliah. (GNP)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini