Sejumlah Jurnalis Protes Panwaslih Paluta

Sebarkan:

Beberapa jurnalis media surat kabar maupun elektronik di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) merasa mendapat perlakuan diskriminasi atas undangan Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) setempat yang mencatut Jurnalis Se-Kabupaten Paluta pada sosialisasi peran santri, pelajar, mahasiswa dan jurnalis dalam pengawasan pemilu dalam rangka pemilihan Presiden dan wakil presiden serta pemilihan anggota DPR,DPD dan DPRD tahun 2019 hari Selasa (21/11/2017) jam 09.00 WIB di Aula Hotel Mitra Indah Gunungtua.

"Saya heran catutan Panwaslih Kabupaten Paluta pada undangan atas nama Jurnalis Se-Kabupaten Paluta tapi kok jurnalis media kami gak di undang. Apa mereka menganggap kami wartawan majalah Satya Bhakti paluta bukan bagian dari jurnalis di paluta?" kesal Raja Paiyan Sihombing selaku Kepala biro Majalah bulanan Satya Bhakti.

Lebih lanjut ia menyampaikan, cara Panwaslih Paluta mengundang beberapa jurnalis dari beberapa media tapi atas nama Jurnalis Se-Kabupaten Paluta, sangat sarat diskriminasi dan dugaan mengkotak-kotak jurnalis media di Paluta.

Hal senada juga di ungkapkan salah satu jurnalis media elektronik Online Sumatera Times Paluta Maraudin siregar, dalam akun Facebooknya menilai Panwaslih Paluta disinyalir ada upaya diskriminasi jurnalis di Paluta.

"Ketidakikutan saya disitu bukan berarti saya kesal dan kecewa tidak diundang. Hanya saya memberikan penilaian sungguh fatal kebijakan para pengundang karena ada diskriminasi total, apa bedanya dengan wartawan lain?" demikian komentarnya.

Sebelumnya, salah satu komisioner pada Panwaslih Paluta Panggabean Hasibuan saat dikonfirmasi via WA tentang undangan tersebut mengatakan tidak faham betul mana saja yang diundang panwaslih Paluta.

"Saya gak faham betul mana saja yang diundang,sesuai list itulah... soalnya saya masih di luar kota," balasnya.

Ketika ditanyai ada dugaan Panwaslih Paluta memilah milah wartawan dalam undangan kegiatan tersebut, Dia mengatakan Panwaslih Paluta tidak bisa mengakomodir semua rekan rekan media karena ketiadaan anggaran.

"Mungkin karena ga bisa mengakomodir semua rekan rekan bang,maklum la kita bang karena ketiadaan anggaran," pungkasnya.

Menanggapi pernyataan komisioner Panwaslih Paluta tersebut, Jurnalis media surat kabar Mingguan koreksi Paluta Baginda harahap mengatakan Panwaslih Paluta seharusnya mengundang  tidak  mengatas namakan jurnalis Se-Kabupaten Paluta, tapi nama-nama  media yang di undang.

"Jangan atas nama jurnalis Se-Paluta lah, harusnya nama media media yang mereka anggap perlu untuk di undang ...kita sadar kok kalo kita ga di undang, karena mungkin mereka mengangngap saya dan rekan rekan jurnalis yang gak di undang  belum layak untuk dikatakan jurnalis dan juga  medianya mungkin mereka anggap tak berkwalitas..mungkin ya.. mengundang di acara mereka itu hak mereka," ungkapnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan,melihat Kinerja Panwaslih dengan jurnalis media perannya sejalan dalam mengontrol dan memantau tahapan penyelenggaraan  pemilu maupun Pilkada.


"Seharusnya Panwaslih Paluta membuat kerjasama dengan birobiro Media di Paluta yakni merekrut dan membentuk Media center  Panwaslih Paluta)ungkapnya.(GNP)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini