[caption id="attachment_78296" align="aligncenter" width="639"]
Bau busuk sampah membuat para siswa mengalami mual dan muntah[/caption]
Sebanyak 313 siswa/i dilakukan pemeriksaan gratis di sekolah SD 0100027 Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan pada Jumat (12/5) pagi sekira pukul 10.00 wib. Kegiatan itu dilakukan Tim medis Puskesmas Simpang empat, akibat keluhan mual dan muntah dampak dari tumpukan sampah busuk di samping sekolah.
Pemeriksaan Kesehatan dilakukan Oleh Tim Medis Puskesmas Simpang Empat berupa cek tekanan darah, pemeriksaan mulut dan kuku dan jenis lainnya, termasuk pencegahan Inpeksi Saluran Pernapasan Atas untuk mengetahui dan mencegah gejala yang dikeluhkan para murid tersebut.
Kegiatan itu turut dihadiri dari berbagai elemen pemerintah dan kepemudaan, baik dari Kepala Camat Simpang Empat Armansyah, UPT Dinas Pendidikan Sutrisno, Kepala Desa Simpang Empat Yafitham, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Simpang Empat Abd Paya, ketua Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Harpen Ramadhan, dan rekan-rekan Ikatan Pemuda Karya Kecamatan Simpang Empat.
“Kegiatan ini atas sebuah kepedulian organisasi JPKP terhadap nasib anak bangsa yang sudah terlalu lama menghirup udara yang tidak sehat dari tumpukan sampah yang bau busuk dari pasar tradisional yang berada di belakang SD 0100027 ini,” kata harpen.
Tidak hanya dari sekolah itu, pihak JPKP juga menerima pengaduan dari masyarakat sekitar tentang bau busuk berlebihan ini. Hal itu sudah dialami masyarakat selama dua tahun lebih, namun tak kunjung ada respon dan tanggapan baik solusi dari pemerintah untuk menjauhkan tumpukan sampah ini.
Ketika ditemui Ketua JPKP, Harpen Ramadhan, pemerintah kecamatan mengaku akan segera memanggil pengusaha pasar tradisional ini tersebut. Lebih mengherankan lagi, ternyata pihak pemerintah kecamatan juga mengatakan, pasar tradisional ini tidak ada retribusinya. “Jadi, sudahlah tidak ada retribusinya, ehhhh... malah limbah nya membuat lingkungan sekitar tidak sehat akibat tumpukan sampah plastik,dan bangkai serta bulu bulu ayam,” kesalnya.
Masih disebutkan Harpen, pihak pemerintah Kecamatan Simpang Empat juga sudah pernah mengundang pihak pengusaha pasar tradisional, para pedagang pasar, dan juga para tukang ojek(betor) serta tukang parkir. “Tapi hingga hari ini, belum juga ada hasil dikarenakan yang hadir tidak sesuai harapan,” katanya.
Dalam hal ini, lanjut Harpen, pihak JPKP akan terus melangkah dan mengawasi perkembangan tentang masalah limbah sampah tersebut. Dia berharap agar tumpukan sampah bau busuk ini dijauhkan dari lingkungan itu, terlebih karena di sana ada proses belajar mengajar di SD 0100027 Simpang Empat.
Pihak JPKP juga berharap masalah ini dapat segera diselesaikan secepatnya, sebelum bulan suci Ramadhan tiba. “Tujuannya agar masyarakat, khususnya yang muslim dapat menjalankan ibadah dengan udara sehat dan jangan sampai ada korban terkena penyakit inspeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Apalagi guru dan siswa/i ada yang akan mengadakan pesantren kilat di sekolah ini,” tutup Harpen.(rial)
Sebanyak 313 siswa/i dilakukan pemeriksaan gratis di sekolah SD 0100027 Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan pada Jumat (12/5) pagi sekira pukul 10.00 wib. Kegiatan itu dilakukan Tim medis Puskesmas Simpang empat, akibat keluhan mual dan muntah dampak dari tumpukan sampah busuk di samping sekolah.
Pemeriksaan Kesehatan dilakukan Oleh Tim Medis Puskesmas Simpang Empat berupa cek tekanan darah, pemeriksaan mulut dan kuku dan jenis lainnya, termasuk pencegahan Inpeksi Saluran Pernapasan Atas untuk mengetahui dan mencegah gejala yang dikeluhkan para murid tersebut.
Kegiatan itu turut dihadiri dari berbagai elemen pemerintah dan kepemudaan, baik dari Kepala Camat Simpang Empat Armansyah, UPT Dinas Pendidikan Sutrisno, Kepala Desa Simpang Empat Yafitham, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Simpang Empat Abd Paya, ketua Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Harpen Ramadhan, dan rekan-rekan Ikatan Pemuda Karya Kecamatan Simpang Empat.
“Kegiatan ini atas sebuah kepedulian organisasi JPKP terhadap nasib anak bangsa yang sudah terlalu lama menghirup udara yang tidak sehat dari tumpukan sampah yang bau busuk dari pasar tradisional yang berada di belakang SD 0100027 ini,” kata harpen.
Tidak hanya dari sekolah itu, pihak JPKP juga menerima pengaduan dari masyarakat sekitar tentang bau busuk berlebihan ini. Hal itu sudah dialami masyarakat selama dua tahun lebih, namun tak kunjung ada respon dan tanggapan baik solusi dari pemerintah untuk menjauhkan tumpukan sampah ini.
Ketika ditemui Ketua JPKP, Harpen Ramadhan, pemerintah kecamatan mengaku akan segera memanggil pengusaha pasar tradisional ini tersebut. Lebih mengherankan lagi, ternyata pihak pemerintah kecamatan juga mengatakan, pasar tradisional ini tidak ada retribusinya. “Jadi, sudahlah tidak ada retribusinya, ehhhh... malah limbah nya membuat lingkungan sekitar tidak sehat akibat tumpukan sampah plastik,dan bangkai serta bulu bulu ayam,” kesalnya.
Masih disebutkan Harpen, pihak pemerintah Kecamatan Simpang Empat juga sudah pernah mengundang pihak pengusaha pasar tradisional, para pedagang pasar, dan juga para tukang ojek(betor) serta tukang parkir. “Tapi hingga hari ini, belum juga ada hasil dikarenakan yang hadir tidak sesuai harapan,” katanya.
Dalam hal ini, lanjut Harpen, pihak JPKP akan terus melangkah dan mengawasi perkembangan tentang masalah limbah sampah tersebut. Dia berharap agar tumpukan sampah bau busuk ini dijauhkan dari lingkungan itu, terlebih karena di sana ada proses belajar mengajar di SD 0100027 Simpang Empat.
Pihak JPKP juga berharap masalah ini dapat segera diselesaikan secepatnya, sebelum bulan suci Ramadhan tiba. “Tujuannya agar masyarakat, khususnya yang muslim dapat menjalankan ibadah dengan udara sehat dan jangan sampai ada korban terkena penyakit inspeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Apalagi guru dan siswa/i ada yang akan mengadakan pesantren kilat di sekolah ini,” tutup Harpen.(rial)
