Tim SAR Gabungan Sisir Desa Gamber

Sebarkan:
IMG_20160521_215740

Tim SAR gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, PMI, relawan dan masyarakat terus melakukan pencarian korban awan panas letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Tim menyisir rumah dan kebun masyarakat khususnya di Desa Gamber Kecamatan Simpang Empat.

"Tim masih menyisir Desa Gamber untuk memastikan apakah ada korban yang belum ditemukan. Karena tidak diketahui berapa banyak pastinya masyarakat yang berada di Desa Gamber itu saat kejadian luncuran awan panas," kata Kabid Darurat BPBD Kabupaten Karo, Nata Nail, Minggu (22/5/16).

Nata Nail mengatakan belum ada warga yang melapor kehilangan keluarganya. Akan tetapi dari pengakuan warga Desa Gamber lainnya, ada sekitar 25 KK yang nekat masuk kembali ke desa itu untuk bertani.

[caption id="attachment_52680" align="aligncenter" width="1280"]Suasana evakuasi para korban Suasana evakuasi para korban[/caption]

"Tadi malam memang ada melapor kehilangan keluarganya yang masuk Desa Gamber. Setelah dicari, ternyata orangnya selamat. Ada beberapa orang warga yang sering keluar masuk Desa Gamber itu untuk berladang. Makanya Tim SAR gabungan masih melakukan penyisiran," urainya.

Sebelumnya, Gunung Sinabung memuntahkan awan panas pada Sabtu (21/5/2016) sekira pukul 16.48 WIB. Luncuran awan panas guguran hingga 4,5 km mencapai Sungai Lao Borus ke arah Barat. Desa Gamber yang berada pada radius 4 km di sisi tenggara dari puncak kawah Gunung Sinabung juga turut disapu awan panas Gunung Sinabung.

Desa Gamber termasuk salah satu desa yang dinyatakan sebagai daerah berbahaya atau zona merah. Berdasarkan rekomendasi PVMBG, Desa Gamber tidak boleh ada aktivitas masyarakat karena berbahaya dari ancaman awan panas, lava pijar, bom, lapilli, abu pekat dan material lain dari erupsi.

Akibatnya tujuh orang meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka bakar serius setelah terkena awan panas Gunung Sinabung. Mereka ditengarai tengah bertani di ladangnya saat awan panas guguran Gunung Sinabung tiba di desa yang masuk dalam zona merah itu. Sebagian masyarakat tetap memilih berladang di desa itu meskipun mereka telah diungsikan dan jalan masuk ke sana dipasangi portal.(hendra)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini