Bandan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Kualanamu sejauh ini belum bisa memastikan apakah abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung akan mengganggu atau tidak terhadap penerbangan di Sumatera Utara.
Namun, apabila letusan terus dan arah agin lebih dominan ke timur laut, maka penerbangan di Bandara Kualanamu dipastikan akan terganggu. "Laporan terakhir yang kita peroleh, arah angin masih variable, timur laut dan ke tenggara tetapi lebih dominan ke tenggara, sehingga abu masih ke arah Kab Simalungun, adapun sampai ke Deliserdang itu hanya bagian selatan saja,” terang Noval petugas prakirawan (forecaster) BMKG Bandara Kualanamu pada Selasa (24/5).
Lanjut Noval, letusan Sinabung saat ini masih terus berlanjut. Ketinggian semburan abu vulkani dari permukaan sampai ke tingggiannya mencapai 16 ribu kaki, kecepatan agin dikisaran 6-10 knot. Melihat kondisi ini, tidak bisa dipastikan. Sebab arah angin bisa saja sewaktu-waktu berubah.
"Sejauh ini petugas terkait diharap harus berjaga-jaga karena peluang itu tetap ada dan vulkanik terbang ke a rah Bandara Kualanamu dibawa angin. Kita tidak bisa pastikan abu vulakni tak mengganggu penerbangan di Kualanamu, akan tetapi dikatakan tetap berpeluang,” ujarnya.
Untuk kondisi cuaca, jelas Noval, sejauh ini di Bandara Kualanamu masih cenderung berawan, sementara hujan hanya di sekitaran pegunungan, serta di daerah Kota Medan. Untuk jarak pandang (Visibility) masih di ambang batas normal di kisaran 6-10 Kilometer.
Sementara Duty manajer Bandara Kualanamu Indra Mulia Lubis kepada wartawan menerangkan, penerbangan, baik kedatangan dan keberangkatan di Bandara Kualanamu sejauh ini masih normal.
Termasuk penerbangan yang dikhawatirkan akan terdampak abu vulkanik, misalnya daerah Nias dan Aceh, masih berjalan baik. "Penerbangan tujuan Pulau Nias dan Aceh saat ini berjalan normal,” terang Indra.
Lanjutnya meskipun ada persoalan penundaan sekira 1-2 dua jam, masih dianggap normal. "Delay 1 sampai 2 jam, masih normal dan bisa diatasi maskapai setempat. Tetapi itu tidak disebabkan cuaca buruk, tetapi hanya karena persoalan teknis,” tegas Indra. (Walsa)
Namun, apabila letusan terus dan arah agin lebih dominan ke timur laut, maka penerbangan di Bandara Kualanamu dipastikan akan terganggu. "Laporan terakhir yang kita peroleh, arah angin masih variable, timur laut dan ke tenggara tetapi lebih dominan ke tenggara, sehingga abu masih ke arah Kab Simalungun, adapun sampai ke Deliserdang itu hanya bagian selatan saja,” terang Noval petugas prakirawan (forecaster) BMKG Bandara Kualanamu pada Selasa (24/5).
Lanjut Noval, letusan Sinabung saat ini masih terus berlanjut. Ketinggian semburan abu vulkani dari permukaan sampai ke tingggiannya mencapai 16 ribu kaki, kecepatan agin dikisaran 6-10 knot. Melihat kondisi ini, tidak bisa dipastikan. Sebab arah angin bisa saja sewaktu-waktu berubah.
"Sejauh ini petugas terkait diharap harus berjaga-jaga karena peluang itu tetap ada dan vulkanik terbang ke a rah Bandara Kualanamu dibawa angin. Kita tidak bisa pastikan abu vulakni tak mengganggu penerbangan di Kualanamu, akan tetapi dikatakan tetap berpeluang,” ujarnya.
Untuk kondisi cuaca, jelas Noval, sejauh ini di Bandara Kualanamu masih cenderung berawan, sementara hujan hanya di sekitaran pegunungan, serta di daerah Kota Medan. Untuk jarak pandang (Visibility) masih di ambang batas normal di kisaran 6-10 Kilometer.
Sementara Duty manajer Bandara Kualanamu Indra Mulia Lubis kepada wartawan menerangkan, penerbangan, baik kedatangan dan keberangkatan di Bandara Kualanamu sejauh ini masih normal.
Termasuk penerbangan yang dikhawatirkan akan terdampak abu vulkanik, misalnya daerah Nias dan Aceh, masih berjalan baik. "Penerbangan tujuan Pulau Nias dan Aceh saat ini berjalan normal,” terang Indra.
Lanjutnya meskipun ada persoalan penundaan sekira 1-2 dua jam, masih dianggap normal. "Delay 1 sampai 2 jam, masih normal dan bisa diatasi maskapai setempat. Tetapi itu tidak disebabkan cuaca buruk, tetapi hanya karena persoalan teknis,” tegas Indra. (Walsa)
