Masih Terkait Krisis Air Bersih

Warga Desa Bangun Rakyat dan Lori, Kelurahan Pekan Kuala, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat mengeluhkan limbah Pabrik Kelapa Sawit milik PT. Ukindo yang diduga dibuang ke sungai Gerpah dikawasan tersebut.
Seorang warga, Nurmala mengatakan, air sungai dikawasan tersebut terlihat kotor. Selain itu, warga juga banyak yang terserang penyakit kulit akibat mandi menggunakan air sungai tersebut.
"Kalau mandi menggunakan air sungai ini, badan kita gatal-gatal dan berbintik seperti cacar, sebab sungai sudah tercemar akibat limbah pabrik," ungkapnya saat ditemui, Selasa (26/4/16).
Padahal, lanjut dia, dikawasan tersebut sedang kerisis air bersih yang telah dialami warga sejak bulan Januari lalu hingga sekarang.
"Disini lagi kerisis air bersih, padahal kita mengharapkan agar air sungai dapat digunakan, namun karena air terkena limbah, terpaksa kita gunakan juga meski berdampak pada penyakit kulit, sebab tidak ada lagi air yang bisa kita gunakan," pungkasnya sembari menunjukan bintik-bintik bekas terkena air sungai yang berlimbah.
Sementara itu, Sekretaris Perkebunan PT Ukindo saat dikonfirmasi terkait limbah ini menampik keras apa yang dituduhkan warga.
"Kami tidak ada membuang limbah ke sungai, justru kami sangat membutuhkan limbah tersebut untuk biogas, makanya kami menyiapkan lokasi pembuangan limbah," tampiknya.
Dikatakannya, justru selama kerisis air bersih yang melanda desa, pihak PT Ukindo selalu menyidiakan air bersih untuk warga sebanyak 6 tangki dengan ukuran isi tangki 3500 liter agar warga mendapatkan air bersih.
"Justru pihak perusahan yang memberikan bantuan atas kesulitannya warga mendapatkan air bersih. Dan setiap hari air bersih kita bagikan ke rumah warga secara gratis," ungkapnya.(hendra)
Warga Desa Bangun Rakyat dan Lori, Kelurahan Pekan Kuala, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat mengeluhkan limbah Pabrik Kelapa Sawit milik PT. Ukindo yang diduga dibuang ke sungai Gerpah dikawasan tersebut.
Seorang warga, Nurmala mengatakan, air sungai dikawasan tersebut terlihat kotor. Selain itu, warga juga banyak yang terserang penyakit kulit akibat mandi menggunakan air sungai tersebut.
"Kalau mandi menggunakan air sungai ini, badan kita gatal-gatal dan berbintik seperti cacar, sebab sungai sudah tercemar akibat limbah pabrik," ungkapnya saat ditemui, Selasa (26/4/16).
Padahal, lanjut dia, dikawasan tersebut sedang kerisis air bersih yang telah dialami warga sejak bulan Januari lalu hingga sekarang.
"Disini lagi kerisis air bersih, padahal kita mengharapkan agar air sungai dapat digunakan, namun karena air terkena limbah, terpaksa kita gunakan juga meski berdampak pada penyakit kulit, sebab tidak ada lagi air yang bisa kita gunakan," pungkasnya sembari menunjukan bintik-bintik bekas terkena air sungai yang berlimbah.
Sementara itu, Sekretaris Perkebunan PT Ukindo saat dikonfirmasi terkait limbah ini menampik keras apa yang dituduhkan warga.
"Kami tidak ada membuang limbah ke sungai, justru kami sangat membutuhkan limbah tersebut untuk biogas, makanya kami menyiapkan lokasi pembuangan limbah," tampiknya.
Dikatakannya, justru selama kerisis air bersih yang melanda desa, pihak PT Ukindo selalu menyidiakan air bersih untuk warga sebanyak 6 tangki dengan ukuran isi tangki 3500 liter agar warga mendapatkan air bersih.
"Justru pihak perusahan yang memberikan bantuan atas kesulitannya warga mendapatkan air bersih. Dan setiap hari air bersih kita bagikan ke rumah warga secara gratis," ungkapnya.(hendra)
